PWMU.CO– Zahwa Amalia Rabbani, siswa kelas X IPS 4 SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda Sidoarjo) meraih juara tiga Musabaqoh Tartil Quran (MTQ) nasional.
Gadis yang akrab dipanggil Zahwa ini menjadi juara dalam ajang yang digelar Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Kamis (6/5/2021).
”Alhamdulillah saya juara tiga. Ini di luar ekspektasi saya,” tutur gadis kelahiran 15 tahun lalu.
Penyelenggara ajang Ramadhan Berkarya 4 adalah bagian keislaman Fakultas Teknik UMJ. Pendaftaran lomba tanggal 29 Maret sampai dengan 11 April 2021.
Lomba-lomba yang digelar meliputi kultum, adzan, esai, short movie, desain poster islami, dan musabaqoh tartil quran (MTQ). ”Saya memilih MTQ sesuai kemampuan saya,” tambah sulung pasangan Fatkhul Muqorrobin dan Sri Ami.
Kemampuan tartil yang dimiliki Zahwa ternyata lahir secara otodidak alias belajar sendiri. Ia belajar lewat YouTube tentang irama yang sesuai suara dan kemampuan nafasnya.
”Saya suka mengikuti irama Muhammad Toha al-Junaid. Iramanya ringan dan tidak terlalu tinggi,” paparnya lagi.
Namun demikian bukan tiba-tiba ia hadir dan jadi pemenang. Sejak SMP, Zahwa sudah pernah ikut musabaqoh hifdhul quran (MHQ) juz 30 tingkat kabupaten yang digelar Diknas Sidoarjo. Ia juara tiga.
Nasib baik masih menghampirinya. Seharusnya yang dikirim untuk mengikuti lomba tingkat provinsi juara satu, tapi karena suatu hal juara satu tidak bisa. Juara dua juga tidak bisa ikut. ”Akhirnya saya diikutkan tingkat provinsi dan jadi juara harapan satu,” kenang gadis Tanggulangin ini.
Saat mengikuti MTQ nasional di UMJ, Zahwa mencari info lewat Instagram. Persiapan lomba agak mendadak karena mepetnya waktu pendaftaran.
Lomba ini terdiri dari dua tahap. Tahap seleksi dan tahap final. Pada tahap seleksi Zahwa membaca surat Ali Imron ayat 1 dan seterusnya dengan durasi lima menit. Ia lolos tahap seleksi.
Tahap final Zahwa membaca surat al-Baqarah ayat 101 dengan durasi 6-7 menit. ”Syaratnya waktu harus sesuai ketentuan. Video harus asli, tidak boleh diedit. Dan tidak ada efek suara,” papar Zahwa. Efek suara yang dimaksud harus asli tanpa ada bantuan aplikasi.
Ternyata sukses itu tak lepas peran ayahnya, Fathul Muqorrobin. Ia Pimpinan Ranting Muhammadiyah Ngaban Kecamatan Tanggulangin. ”Ayah sering mengecek tajwid, mad, dan makhorijul huruf setiap saya ngaji atau hafalan,” tutur Zahwa siswa Smamda Sidoarjo ini.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto