Siapa Bilang Orang Muhammadiyah Tidak Boleh Berdzikir? Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd mengingatkan, data penduduk Indonesia sekarang menunjukkan ada banyak senior citizen atau lansia.
Bicara soal istilah lansia, Bapak Muhammadiyah Garis Lucu itu menyatakan tidak sepakat dengan penggunaan istilah lansia. “Karena artinya lanjut usia. Artinya, (usia) seharusnya sudah habis, tapi masih dilanjutkan,” ujarnya mengundang tawa peserta.
Abdul Mu’ti menyampaikan itu di hadapan lebih dari 700 peserta Kajian Ramadhan 1443 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Dia pun menegaskan, di al-Quran tak ada istilah lansia. “Adanya suyukho (orang yang senior). Makanya di tradisi Arab, syaikh dianggap senior karena ilmunya dan juga sebagian karena usianya,” terangnya.
Prof Mu’ti menerangkan, senior netizen merupakan orang-orang yang sudah pensiun, masih sehat wal afiat, waktunya luang, pengalamannya banyak. Sayangnya, menurutnya, Muhammadiyah belum memberikan kelompok tersebut kesempatan untuk aktif.
Jangkau Senior Netizen
Dia mengisahkan ketika AMM (angkatan muda Muhammadiyah) terlalu maju, ada celetukan, “Pengurus Muhammadiyah itu yang muda-muda, jangan pensiunan!”
Ungkapannya membuat Prof Mu’ti terbelalak. “Ini orang nggak ngerti siapa yang di ranting, cabang, wilayah,” imbuhnya.
Prof Mu’ti pun teringat pada Wakil Sekretaris PWM Jawa Tengah 2000-2002, ialah seorang pensiunan TNI berpangkat kolonel. “Beliau itu yang setiap hari ke kantor PWM. Membaca surat sampai titik koma. Karena TNI pensiunan, semua bab satunya selesai,” ujarnya.
Sedangkan dirinya saat itu masih sibuk mengajar. Sehingga, melihat peta demografi tersebut, para senior netizen menurutnya juga perlu dijangkau. “Untuk bagaimana dakwah kita ini melayani,” imbuhnya.
Prof Mu’ti menekankan, dakwah dalam hal ini tak perlu membangun sekolah. “Kumpul-kumpul saja, tahsin al-Quran, membaca doa-doa yang menenangkan hati,” imbaunya.
Dia lantas bercanda, “Tapi jangan doa husnul khatimah. Nanti dikira ngalub.” Spontas tawa peserta pecah mengisi Aula lantai 12 at-Tauhid Tower Universitas Muhammadiyah Surabaya, Ahad (3/4/22) siang. Ngalub, dalam bahasa Jawa artinya mengharapkan sesuatu yang buruk terjadi, baik untuk dirinya sendiri atau orang lain. Biasanya kata ngalub dikaitkan dengan kematian atau musibah.
Baca sambungan di halaman 2: Orang Muhammadiyah Boleh Dzikir