PWMU.CO – Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama adalah saudara. Saudara se-aqidah, saudara se-tanah air, dan saudara dunia dan akhirat.
Pernyatan menyejukkan itu disampaikan Ketua GNPF-MUI Ustdaz Bachtiar Nasir dalam Kajian Pencerah yang berlangsung di halaman Kampus Universitas Muhammadiyah Surabaya, Sabtu (28/1) pagi.
(Baca: Inilah Foto-Foto Drone Kajian Pencerah bersama Bachtiar Nasir, Nitizen: Terbentuk Lafal Allah dalam Shaf Jamaah, Benarkah? dan Bachtiar Nasir Disambut Gema Takbir saat Tiba di UMSurabaya)
“Lebih khusus lagi, saudara-saudara Muslim yang ada di PDIP adalah saudara kita juga. Jangan mau dipecahbelah. Warga Muhammadiyah Surabaya jangan mau dipecah-belah. Warga Muhammadiyah harus menjaga tali persatuan antarwarga negara,” pesan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah ini.
Indonesia merdeka, kata Bachtiar, salah satu spiritnya adalah dari Surabaya. Bagaimana Jenderal Malaby ditaklukkan oleh Arek-arek Surabaya,” ungkapnya. Bachtiar menuturkan, saat itu kita lihat bagaimana rakyat jelata, seperti bakul-bakul, bersatu. Tidak pandang latar belakang, mereka bersatu padu. “Maka Arek-arek Surabaya jangan mau dipecah-belah.”
Yang menarik, ternyata Bachtiar mengajak para peserta untuk menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.
(Baca juga: Amankan Tabligh Akbar Bachtiar Nasir di Surabaya, Polisi Kerahkan 1.000 Personil dan Bachtiar Nasir: Roti Maida Akan Mengiringi Sarapan Pagi Kita)
“Kita ini terlalu banyak nasyid, sehingga oleh pihak yang ingin memecah-belah bangsa, ini diambil dan tiup-tiupkan kita anti-NKRI, anti-kebhinnekaan, dan anti-Pancasila. Ayo kita tunjukkan bahwa umat islam sangat cinta NKRI. Bahwa umat Islam sangat menghargai kebhinnekaan, bahwa umat Islam sangat Pancasilais,” tutur Bachtiar.
Peserta pun diajak membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan. Dan, Bachtiar pun mengajak menyanyikan syair: 17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita …. (Ferry Yudi AS)