Benci Harta Sedikit
Setiap orang selalu ingin memiliki harta yang banyak, dan sebaliknya tidak ingin memiliki harta yang sedikit. Dengan sikap demikian menjadikan ia akan selalu merasa kurang dan kurang, dampak berikutnya ada perasaan sedih atau keresahan dalam jiwanya.
Hal ini bukanlah sikap yang menguntungkan bagi kehidupannya akan tetapi malah sebaliknya, resah dan resah secara permanen dalam hidupnya, sehingga selalu mengeluh dan mengeluh.
Seorang Mukmin adalah orang kaya hati. Selalu bersikap kanaah atau merasa cukup dan bersyukur atas karunia Allah. Tidak sedikitpun merasa mengeluh apalagi merasa iri hati. Ia yakini keadaanya itu adalah hal terbaik bagi dirinya menurut Allah subhanahu wa taala.
Harta banyak akan menyulitkan pada hari hisab atau hari perhitungan, termasuk jika itu juga meninggalkan berupa harta waris yang banyak, bagaimana keadaan ahli warisnya, apakah mereka orang yang teguh dalam agama atau sebaliknya.
Banyak orangtua yang lebih khawatir terhadap nasib anak keturunannya di dunia, lalu mengabaikan nasib keturunannya di akhirat. Padahal akhirat itu lebib utama dari kehidupan dunia.
Semoga di bulan suci ini kita mampu melakukan reorientasi terhadap kehidupan yang selama ini bisa jadi salah arah, yakni semakin menjauhkan diri ini dari mencapai kebahagiaan akhirat akan tetapi sebalinya menjadikan aktifitas kita berorientasi pada kampung akhirat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni