Hidup Itu Sebuah Pilihan, Mau Pilih Mana? Liputan Nurkhan kontributor PWMU.CO Gresik
PWMU.CO – Majelis Tabligh dan Dakwah (MTDK) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Panceng mengadakan Safari Ramadhan di Ranting Muhammadiyah Campurejo, Rabu (13/4/22).
Kegiatan ini diadakan di salah satu amal usaha Muhammadiyah (AUM) Campurejo yaitu Masjid Al-Ikhlas. Adapun petugas yang hadir dari PCM Panceng ada dua, Affan Achwan dan Syukron. Affan Achwan sebagai imam shalat Tarawih sedangkan Syukron memberikan tausiah beberapa menit kepada jamaah.
Dalam ceramahnya, Syukran menyampaikan sebuah diksi, bahwa hidup itu sebuah pilihan. Jika kita mau hidup, maka berani dan bersiaplah untuk memilih sebagai konsekwensi menjadi manusia yang mempunyai hak untuk memilih, sebab manusia saat menjalani aktivitas sehari-hari dalam kehidupannya akan menemui sebuah pilihan.
“Pilihan yang sudah kita tentukan, baik atau buruk, semuanya itu pasti akan kita pertanggungjawabkan kepada Allah SWT,” terangnya.
Dia memberi contoh ketika mendengar suara adzan berkumandang, di situ kita dihadapkan sebuah pilihan antara segera bersiap untuk menunaikan ibadah shalat atau tidak menghiraukan suara adzan tersebut.
Ketika mendengar suara adzan dan langsung bersiap menunaikan ibadah shalat, maka konsekwensinya dia mendapat pahala dari Allah. Sebaliknya, ketika mendengar adzan, orang tersebut tidak menghiraukannya, juga akan dia terima sendiri.
“Selain ada konsekuensi logis. Pilihan mereka juga akan menjadi barometer keimanannya kepada Allah SWT.”
Pentingnya Rasa Cinta
Syukron menjelaskan disamping manusia diberi sebuah pilihan, mereka juga di beri perasaan cinta dan senang kepada sesuatu. Baik cinta terhadap wanita, anak-anak, harta benda berupa emas, maupun perak.
“Sebagaiman dijelaskan dalam al-Quran Surat Ali Imran ayat 14 yang artinya telah dihiasi dalam diri manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang, itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik,” katanya.
Yang penting kecintaan kita terhadap sesuatu itu, sambungnya, jangan sampai menghalangi kecintaan kepada Allah SWT. Apabila manusia bisa menempatkan cinta kepada Allah nomor satu, maka dia akan selalu mencintai hambanya tersebut. (*)
Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.