Saat Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim carikan jodoh Kokam pengawal kajian. Liputan Darul Setiawan, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
PWMU.CO – Ada yang menarik dalam Kajian Ramadhan 1443 H Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo, Jumat (15/4/22). Selain berisi oase ilmu yang disampaikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr Saad Ibrahim, kegiatan yang dihelat di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Porong, itu juga menjadi ajang cari jodoh.
Ceritanya, ketika Kiai Saad Ibrahim menyampaikan tausyiah menjelang berbuka, tanpa disadarinya dari awal kajian sudah dikawal oleh anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) Sidoarjo, yang bernama Andy Arifin.
Wakil Sekretaris Kokam Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Sidoarjo itu tampak gagah. Seragam paramiliter dominasi warna hijau-hitam, baret merah, dengan handy talkie yang melekat, kelihatan serasi dan rapi.
Minta Dicarikan Istri
Saad Ibrahim yang sudah siap masuk pada sesi Kajian Ramadhan, sejenak menoleh ke belakang. “Sekarang saya mau ngaji tentang Ramadhan. Oh, ada yang nunggu ya. Pak Andy, ya?” sambil membaca nama dada pengawal Kokam yang ada di belakangnya.
“Masih kuat sampai buka puasa? tanya Kiai Saad.
“Kuat!” jawab Andy sigap.
“Ya, kebangeten kalau sampai ga kuat ya,” canda dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut, lalu disambut tawa peserta kajian.
Tiba-tiba Imam Mahfudzi, Wakil Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo menimpali. “Belum punya istri Ustadz, minta dicarikan,” selorohnya pada Kiai Saad.
“Oh baik..baik, saya catat. Ustadz Bukan? Beliau (Andy Arifin), Ustadz, bukan?” tanyanya.
“Guru ngaji, guru al-Quran,” jawab beberapa hadirin yang ada di barisan depan.
Sejurus kemudian Saad Ibrahim menoleh ke belakang dan menanyakan berapa usia Andy sekarang. “27 tahun, Ustadz,” jawab Andy.
Saad kemudian menyampaikan, jika ada temannya yang punya anak seorang dokter gigi. “Ya karena ada teman saya yang minta. Anaknya itu dokter gigi. Insyaallah juga kalau laki-laki memandang ya lumayan lah kira-kira seperti itu. Lho ya lah, saya ini laki-laki lho ya, jadi tahu, tahu bedanya ya,” candanya.
Teman tersebut minta tolong padanya untuk dicarikan pasangan. “Tapi yang diminta itu usianya 30 tahun ke atas. Tapi kalau ada yang di bawahnya itu mau, baik juga ya,” kata Saad disambut gerr hadirin kajian.
Jadi, lanjutnya, anak temannya itu memang seorang dokter gigi. “Tapi yang diminta memang Ustadz. Tapi saya mikir, rasanya sulit cari Ustadz usia 30 tahun belum punya istri itu ya,” timpalnya sambil tersenyum.
Kiai Saad lalu meneruskan kajian. “Jadi ini ada yang nunggu (dibelakang) saya. Sebenarnya tanpa ditunggu pun sudah ada malaikat yang ada di belakang yang menjaga, juga di depan. Jadi itu ya, sekarang mari kita ngaji,” pungkasnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.