Mondok itu belajar banyak hal, mulai dar berproses, beradaptasi, hingga bersosial. Liputan Rizka Ayu Fitrianingsih, Kontributor PWMU.CO Trenggalek.
PWMU.CO – Muhammadiyah Boarding School (MBS) 4 Karangan, Trenggalek, bekerja sama dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Trenggalek menggelar MBS Camp. Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Al-Muttaqin tersebut digelar Ahad (10/4/22).
Jumlah peserta MBS Camp tahun ini sebanyak 117, yang berasal dari SD/MI Muhammadiyah se-Kabupaten Trenggalek. Selain materi motivasi oleh narasumber, dalam kegiatan yang bertujuan untuk memupuk semangat para pelajar di bulan suci Ramadhan ini, juga ada nonton bareng film Laskar Pelangi.
Risma Silviani Putri, pemateri pertama dalam MBS Camp menyampaikan pengalamannya selama menjadi santriwati pondok pesantren. Silvi yang merupakan alumnus Pondok Gontor, Ponorogo, menyampaikan poin-poin, yakni banyak teman, kenal banyak orang, dapat ilmu baru, dan belajar banyak hal.
“Saya ingin memancing minat dan rasa cinta kepada mereka, sehingga nantinya dapat mengenal dunia pondok. Selain itu, juga dapat menumbuhkan semangat peserta MBS Camp untuk belajar mondok,” ujarnya.
Persiapkan Tiga Hal
Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 19.45-20.45, Silvi memberikan cerita, bagaimana pengalaman serta perjalananya selama menjadi santriwati di Gontor. Menurutnya, sebelum mondok ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. “Pertama, buang rasa takut untuk mondok. Karena apa-apa yang kamu butuhkan di masa depanmu ada semua di pondok,” ungkapnya.
Di Pondok, kata dia, kita akan diajarkan tentang bagaimana proses yang nantinya didapatkan. “Di pondok kita akan fokus belajar dan beradaptasi. Beradaptasi dalam segala hal, termasuk untuk berbagi dan saling merasakan satu dengan yang lainnya,” jelasnya.
Kedua, lanjutnya, adalah semangat belajar. “Pondok mengajarkan pada kita untuk senang dalam menikmati proses belajar. Juga tidak mengenal waktu kapan untuk digunakan dalam belajar. “Di pondok juga diajarkan tentang belajar berbahasa, dari bahasa Arab dan bahasa Inggris. Itu telah menjadi kebiasaan para santri-santriwati dalam belajar dan menikmati segala proses yang dilaluinya,” paparnya.
Ketika sudah lulus dari pondok, kata dia, jangan pernah khawatir jika tidak mendapatkan pekerjaan atau pengalaman. “Sebaliknya, perkejaan serta pengalaman ada di depan mata akan mudah untuk didapatkan. Selain itu juga mempunyai banyak relasi dan teman dari mana saja,” tambahnya.
Gelembung Keberkahan
Ketiga, Pondok adalah tempat suci dan berkah. Begitulah gambaran dari sebuah pesantren. “Perbanyak dzikir dan shalat. Karena setiap orang akan mendapatkan satu gelembung keberkahan,” tuturnya.
Jika gelembung-gelembung tersebut dijadikan satu, maka lama-kelamaan gelembung tersebut akan penuh dan banyak. “Itulah yang diibaratkan dengan keberkahan,” kata Silvi.
Keberkahan adalah kebaikan, maka jika di pondok diniatkan dengan baik, kita akan menjadi orang baik secara tidak langsung. “Yakni orang yang bisa menjadi baik dan terus akan belajar menjadi orang yang baik,” ucapnya.
Maka kesimpulannya, mondok itu jangan pernah takut. Karena pondok itu tentang belajar, berproses, beradaptasi, dan bersosial. “Keempat cakupan tersebut harus ditonjolkan, agar menguatkan mental bagi seorang santri-santriwati. Yakni, ketika mereka sudah menjadi alumni, maka menjadi alumni terbaik. Alumni yang mampu merasakan segala nikmat dari apa yang sudah dilalui, dilakukan dan telah diperjuangkan,” pungkas Silvi. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.