Pengajian yang Penuh Senyum, Adem, dan Ayem; Kolom Fatma Hajar Islamiyah, Guru SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Gresik dan Anggota Departemen Kader Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Gresik.
PWMU.CO – Bahagia itu sederhana. Tatkala Allah SWT mempertemukan manusia dengan saudara seiman. Apalagi terpaut keselarasan dalam melangkah di jalan pendidikan.
Kiranya begitu yang saya rasakan selama dua hari di Cordoba Convention Hall SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik. Momentum silaturahmi itu nyatanya tidak sekadar berarti pertemuan, melainkan penimbaan ilmu sekaligus penenteram hati.
Pengajian Ramadhan 1443 Program Mugeb Islamic Center di bawah naungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB kali ini bisa dikatakan full senyum, adem, dan ayem. Bermakna sekali. Tiap-tiap pemateri sekaligus materinya yang daging—bahasa kekinian, artinya berbobot—semua.
Saya ingat bagaimana hari pertama, seluruh penjuru ruang penuh dengan guru dan karyawan Mugeb Schools. Juga hadir pimpinan Muhammadiyah dari ranting hingga daerah, serta undangan dari sekolah mitra.
Pembuka Khazanah Pemikiran
Seluruh peserta kompak mengenakan busana Muslim bernuansa putih, sehingga memunculkan kesan khas Ramadhan. Antusiasme pun tampak dari bagaimana seluruh audiens senantiasa menyimak selama materi berlangsung.
Tentu hal tersebut juga terjadi karena faktor suksesnya pemateri membawakan ilmu-ilmu baru pembuka khazanah pemikiran. Pemateri pertama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr KH M Saad Ibrahim MA membawa materi dengan ringan dan santai.
Seperti biasa, dia tampak teduh dengan penyampaian ilmu mendalam dan bermakna. Namun juga ringan bagi saya yang kala itu merasa tergoda kantuk.
Penjelasan Kiai Saad tentang Implementation of Islamic Value in Ramadhan membawa pikiran saya seolah bertualang di sebuah sabana. Kemudian bertemu beragam tumbuhan berwarna cerah, beriring udara sejuk.
Kesungguhan Implementasi Dakwah
Menyenangkan dan merasuk pula makna tauhid, serta kesungguhan implementasi nilai-nilai Islam dalam diri Muslim, khususnya kader Muhammadiyah. Perihal dakwah pun menjadi aroma kopi yang membuat kami kembali sadar dari godaan kantuk.
Bahwa kader Muhammadiyah dalam berdakwah harus inovatif dengan metode dakwah kekinian dan memiliki keluasan manfaat. Seperti melalui pembangunan pendidikan, rumah sakit, pesantren, dan amal usaha yang masif.
Tentu ini menjadi ikhtiar Muhammadiyah untuk mewujudkan kemandirian dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam. Di mana keberdayaan menjadi bukti gerakan konkret telah dilakukan untuk memakmurkan bangsa melalui Persyarikatan.
Berdakwah dan mengimplementasikan nilai-nilai Islam tentu tidak dapat dilakukan seorang diri. Karena harapannya, implementasi nilai Islam dapat dilakukan secara menyeluruh. Sehingga dibutuhkan sinergi dan kesadaran untuk melakukan kebaikan bersama dan saling berbagi.
Baca sambungan di halaman 2: Pegang Al-Quran dan Sunnah