Jamaah Rutin kian Akrab
Biasanya, jamaah shalat Isya dan Tarawih di Aula Berlian berjumlah sekitar 40-60 orang di akhir pekan dan bisa mencapai sekitar 150 jamaah di hari Senin-Jumat. Di antara mereka, ada beberapa guru Berlian School yang paling rajin ikut shalat di sana sebab domisilinya sangat dekat dengan sekolah.
Untuk jamaah putra adalah Kepala Sekolah Fauzuddin Ahmad SPd beserta kedua wakilnya Aditama SPdI Juga Muhammad Hariyadi MPd, Rijalul Fikri SSi dan Ahmad Nasafi SPd.
Sedangkan jamaah putri yang tak pernah absen adalah Fatma Hajar Islamiyah SPd dan Dina Aulia SPd. Fatma sepakat memilih shalat di sekolah karena selain dekat, dia juga ingin mendampingi anak-anak dan memberi teladan berperilaku yang tepat saat shalat berjamaah.
“Selain itu, karena biasanya ustadz mengajak keluarganya dan anak-anak mengajak orangtuanya, maka bisa sekaligus silaturahim,” ungkap guru kelahiran Lamongan itu.
Silaturahmi antarkeluarga guru pun kian erat. Ini terbukti saat malam itu istri Ustadz Hariyadi tidak ikut, hanya tampak anaknya—Nur Saffanah Mumtazah kelas II an-Nahl—saja.
Maka, Maryam Nakumi Al’afiyah kelas I al-Aziz—anak Ustadz Rijalul Fikri—menyeletuk, “Saffa, mamamu mana kok tumben nggak kamu ajak?”
“Iya, mamaku shalat di rumah, sekarang lagi pilek,” jawab Saffa santai. Perempuan mungil itu memang mandiri. Dia sudah bisa melipat sajadah dan mukenah sendiri. Mereka pun shalat tarawih bersama dengan khusyuk.
Ajak Bersyukur
Ahad (17/4/22) malam, giliran Koordinator Teknologi Informasi Ahmad Nasafi SPd yang menjadi imam shalat sekaligus menyampaikan tausiah. Nasafi—panggilan akrabnya—mengajak jamaah untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan. “Baik itu Allah berikan kepada kita, keluarga, dan teman-teman kita,” imbuhnya.
Dia mengungkap, salah satu cara bersyukur paling mudah yaitu mengucap ‘Alhamdulillah’. Selain itu, kata Nasafi, rasa syukur bisa diwujudkan dengan menjaga perilaku diri agar senantiasa menjalankan perintah Allah SWT. Contohnya, dengan shalat tepat waktu dan khusyuk melaksanakannya.
Guru Matematika itu lantas mengingatkan alasan perlunya bersyukur. Yaitu Allah akan menambah nikmat hambaNya yang bersyukur. Hal ini dia ungkap sesuai firman Allah SWT dalam Ibrahim ayat 7 berikut.
وَاِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَٮِٕنۡ شَكَرۡتُمۡ لَاَزِيۡدَنَّـكُمۡ وَلَٮِٕنۡ كَفَرۡتُمۡ اِنَّ عَذَابِىۡ
Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”
“Kita tidak mungkin bisa menghitung nikmat-nikmat Allah,” tambahnya. Kata Nasafi, hal ini juga diperkuat dengan dua ayat terakhir al-Zalzalah, ayat 7 dan 8.
فَمَنۡ يَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرًا يَّرَهٗ وَمَنۡ يَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ
Artinya, “Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
Akhirnya, Nasafi mengajak, untuk meningkatkan rasa syukur. “Termasuk bersyukur bisa melaksanakan shalat Tarawih,” ucapnya.
Apalagi, bulan Ramadhan ini menurutnya waktu yang sangat tepat untuk menggembleng diri agar semakin rajin melakukan ibadah wajib maupun sunnah. Selamat beribadah kepada Allah dengan penuh totalitas! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni