Waktu ibarat Pedang, Hati-Hati! Liputan Wulidatul Aminah, kontributor PWMU.CO Jember.
PWMU.CO – Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Kota Jember mengadakan Kajian Rutin (Kantin) secara virtual melalui Zoom Cloud Meeting yang diikuti ayunda PCNA Kota Jember dan peserta umum. Di antaranya dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Jember dan SD Muhammadiyah 1 (Mutu) Jember, Ahad (17/4/22).
Dibuka dengan bacaan basmalah bersama kemudian dilanjutkan dengan pembacaan kalam Ilahi dan menyanyikan lagu Mars Nasyiah. Selanjutnya penyampaian materi yang mengusung tema manajemen waktu dengan narasumber Ketua PCA Mangli Dr Hj Fathiyaturrahmah MAg.
Ibu Fathiya, panggilan akrabnya, memaparkan al-waktu kasyaifi (waktu bagaikan pedang). Jika kita tidak menggunakan dengan sebaik-baiknya maka kita akan terbunuh (merugi).
“Kita harus memiliki prioritas waktu, mana yang wajib mana yang sunnah. Mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, mana yang bisa ditunda,” ujarnya.
Mengerjakan pekerjaan sesuai deadline. Dia memberi contoh, pekerjaan yang deadline-nya hari Rabu harus didahulukan dari deadline hari Ahad. Dan prioritaskan mana yang lebih penting dari yang penting.
“Umur manusia ada batasnya, ada seseorang yang baru bertemu kemudian sorenya beliau sudah meninggal. Apalagi di masa Covid-19 seperti tahun lalu. Banyak sekali berita duka yang kita terima, dari kerabat dekat maupun teman,” tambahnya.
Ciri Orang yang Tak Merugi
Dosen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN) KHAS Jember ini menyampaikan dalam surat al -Ashr sudah sangat jelas disampaikan bagaimana pentingnya waktu untuk kita manfaatkan dengan baik. Dia lalu menyebutkan empat ciri orang yang tidak merugi.
“Orang yang beriman, orang yang senang belajar, orang yang mengajak dalam kebaikan, dan orang yang mengajak dalam kesabaran,” katanya. Dia menambahkan setiap apa yang kita kerjakan juga pasti dicatat oleh malaikat sebagai amalan baik atau buruk.
“Seperti contoh setiap omongan yang keluar dari mulut kita, satu kata pun. Maka dalam komunikasi ada dua pilihan: jika bicara bicaralah dengan baik dan jika tidak bisa maka diamlah,” ungkapnya.
Ibu Fathiya mengungkapkan kegiatan ini merupakan salah satu cara menggunakan waktu dengan baik, saling berbagi ilmu dan mengajak dalam kebaikan.
Sebagai penutup Ibu Fathiya menyampaikan kalimat berhikmah, “Waktu yang berlalu tidak bisa kembali dan tidak bisa diganti dan waktu hal terpenting untuk manusia.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni