PWMU.CO– Kemenangan Islam diraih ketika umat Islam berani membela agamanya. Kalau lemah maka bersiaplah dimangsa oleh kaum yang lain meskipun jumlah umat Islam yang banyak ini tapi penakut.
Hal itu disampaikan Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tulungagung Nur Aini Saechu MPdI di acara buka bersama Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dan Lazismu setempat.
Acara buka puasa dihadiri 50 orang anggota AMM dari IPM, IMM, NA, Pemuda Muhammadiyah, dan Tapak Suci berlangsung di Gedung PDM, Jumat (8/4/2022).
Nur Aini Saechu mengatakan, cinta dunia takut mati adalah penyakit umat Islam sekarang. ”Untuk itu marilah kita menata kembali dan lebih bertakwa kepada Allah. Juga bersyukur atas semua nikmat yang telah kita rasakan saat ini,” katanya.
Dia menyerukan menjaga hati dengan membaca dan mendengarkan ayat al-Quran. Hati bergetar ketika mendengar seruan atau kalimat Allah.
”Bergetar hati adalah tanda iman masih ada. Artinya kita masih memiliki rasa pengakuan bahwa kita ini adalah makhluk yang kecil di mata Allah. Maka sepatutnya bersyukur karena kita masih memiliki iman dalam hati,” jelas Nur Aini yang juga Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah Bandung Tulungagung.
Dia menanyakan, apakah hati kita akan bergetar ketika asma Allah dihina? ”Ya bergetar dan geram,” jawab hadirin.
”Maka dari itu sebenarnya kita adalah hamba yang selalu membela Allah dan rasulnya serta agama Islam,” ujarnya.
Puasa Ramadhan, sambung dia, bisa menambah keimanan. Ketika puasa tubuh akan terjadi detoksifikasi yaitu mengeluarkan racun tubuh ketika perut kosong. Saat tubuh itu terasa lemas, itu tanda lemak mulai dibakar untuk energi.
Puasa juga meningkatkan solidaritas sosial. Di saat kita menahan lapar dan haus kita diajarkan untuk berempati dan simpati kepada saudara kita yang miskin.
”Alhamdulillah ada Lazismu Tulungagung sebagai lembaga yang tepercaya bisa menyalurkan rezeki kita kepada orang yang membutuhkan,” ujarnya..
Menurut dia, kita bisa melibatkan diri untuk membantu orang miskin lewat Lazismu dengan menyalurkan harta untuk kebaikan dan siar Islam.
”Jangan kita menjadi pendusta agama karena kikir dengan melantarkan anak yatim, tidak peduli dengan orang miskin di sekitarnya,” tandasnya.
Puasa, kata dia, bukan hanya ritual menjalani sahur, tidak makan minum, dan berbuka. Tapi jadikan puasa menjadi fungsional. Mengubah perilaku menuju takwa. Menuju kemenangan Islam.
Penulis Ubaidillah Alif Alwan Editor Sugeng Purwanto