Manhaj Tarjih Muhammadiyah
Pemateri kedua adalah Ustadz Luqmanul Hakim LC MA yang banyak menyampaikan manhaj tarjih. Dia awalnya mengupas tuntas makna manhaj dan kata tarjih. Kemudian dia menerangkan cara-cara Muhammadiyah mengambil istimbart hukum.
Mengutip salah satu hasil Putusan Tarjih tahun 2000 di Jakarta, dia mengungkap, “Pendekatan dalam ijtihad Muhammadiyah menggunakan tiga pendekatan, yaitu bayani, burhani, dan irfani.”
Dia lantas menerangkan, pendekatan bayani menggunakan nash-nash syariah. Sedangkan pendekatan burhani menggunakan ilmu pengetahuan yang berkembang, seperti dalam ijtihad mengenai hisab.
“Pendekatan irfani berdasarkan kepada upaya meningkatkan kepekaan nurani dan ketajaman intuisi batin melalui pembersihan jiwa, sehingga suatu keputusan tidak hanya didasarkan kepada kecanggihan otak belaka, tetapi juga didasarkan atas adanya kepekaan nurani untuk menginsafi berbagai masalah dan keputusan yang diambil mengenainya dan mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Tinggi,” jelas dia.
Pakar tarjih lulusan Mesir itu juga menyampaikan produk Majelis tarjih berupa keputusan, lalu fatwa, serta hanya sebatas wacana. “Keputusan tarjih dipublikasikan dalam bentuk Himpunan Putusan Tarjih (HPT) yang biasanya hasil keputusannya dimuat dalam BRM (Berita Resmi Muhammadiyah) dan selanjutnya dibukukan menjadi buku Himpunan Putusan Tarjih,” imbuhnya.
Saat ini telah terbit dua jilid buku HPT, di mana buku jilid 2 masih dalam proses penyempurnaan.
Dia lalu menerangkan fatwa. Yaitu hasil jawaban dari ulama tarjih atas pertanyaan-pertanyaan dari warga Muhammadiyah secara umum yang termuat di rubrik tanya jawab majalah Suara Muhammadiyah. Selanjutnya, terbukukan dalam buku tanya jawab agama jilid 1-8.
Santuni Yatim-Dhuafa
Seperti biasa, Baitul Arqam ditutup dengan pembagian bisyarah untuk anak-anak yatim dan dhuafa di tiga kecamatan. Yaitu Tambakrejo, Purwosari, dan Ngraho. Sebanyak 50 paket sembako berupa beras dan uang saku dibagikan.
Dalam santunan ini, Majelis Pendidikan Kader menggandeng Lazismu Kabupaten Bojonegoro. Pejabat eksekutif Lazismu Bojonegoro Muhtari dan jajarannya ikut hadir.
Muhtari menyampaikan, “Jamaah tidak hanya diberi nutrisi rohani dalam bentuk pengajian saja tapi juga harus digembirakan hatinya, nutrisi jasmani juga harus dipikirkan.” (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN