Muhammadiyah Bisa seperti Katolik?
Kemudian, giliran Fahri dari Jerman bertanya, “Apakah mungkin misalnya Muhammadiyah juga bisa berkontribusi di wilayah yang menerapkan posisi-posisi yang saat ini banyak nilai positif yang dimiliki organisasi-organisasi seperti Katolik?”
Mengingat, kata dia, teman-teman Katolik memiliki konsep organisasi dan pemberdayaan SDM yang luar biasa hebat. Salah satu contohnya yang dia temukan di sana. Mereka memiliki jaringan asosiasi.
“Seorang ‘santri’ didistribusikan lebih dari 76 negara dan bisa memahami budaya maupun bahasa di setiap negaranya,” ujar Fahri.
Menanggapi ini, Norma mengingatkan ada prinsip taawun di Muhammadiyah. “Apa yang kita mampu kita tularkan, apa yang orang lain perlu kita bantu,” ujarnya.
“Terutama ini berbasis AUM (amal usaha Muhammadiyah), bukan jamaah,” imbuhnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni