Tradisi Unik Masjid Al-Hasan Plumpung Usai Shalat Id, liputan Dita Fitria Wati, Kontributor PWMU.CO Ponorogo.
PWMU.CO – Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Syawal 1443 jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. Umat Islam merayakannya dengan penuh suka-cita. Setelah dua kali Lebaran di rumah saja karena pandemi Covid-19, kali ini masyarakat mendapatan keluasaan merayakan hari kemenangan itu bersama keluarga dan saudara tercinta.
Dalam menyambut Lebaran, masyarakat di berbagai daerah di merayakannya dengan tradisi yang unik. Setiap daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda, hal ini tergantung dengan kebiasaan dan kebudayaan daerah tersebut. Tradisi tersebut biasanya percampuran antara Islam dengan adat setempat.
Begitupun di Masjid Al-Hasan Plumpung. Masjid yang terletak di RT 03/RW 05 Desa Bangunsari, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo ini memiliki tradisi dan keunikan tersendiri dalam menyemarakkan hari raya.
Usai melaksanakan shalat Id, jamaah membawa makanan ke masjid untuk dimakan bersama dengan para tetangga. Menariknya, makanan tersebut dibawa dengan menggunakan nampan yang ditutupi daun pisang.
Mereka membawa makanan dari rumah, seperti kering tempe, telur goreng, dan semua makanan ‘kelas berat’ yang bersifat kering untuk dihidangkan kepada masyarakat lainnya pada acara Ngambeng.
Tradisi ini turun-temurun dari nenek moyang sebagai wujud syukur telah menjalani puasa sebulan penuh. Selain itu juga menjadi sarana mengumpulkan warga saat Idul Fitri agar bisa saling silaturahmi dan memaafkan.
Para jamaah saling bertukar masakan untuk disantap bersama. Sebelum makan, ada doa bersama untuk keselamatan dan kesejahteraan masyarakat setempat. Mereka lalu makan bersama sebagai simbol kerukunan dan kebersamaan dalam kemakmuran, serta saling peduli.
Suasana seperti itu membuat Idul Fitri selalu dirindukan. Dan kali ini semunya terobati. Termasuk bagi warga yang tinggal di rantau. Mereka dapat menikmati kembali hidangan kesukaan yang disajikan mayoritas khas kampung halaman.
Baca sambungan di halaman 2: Pesan Khatib Idul Fitri