Strategi Pertahanan Diri
Permohonan maaf dengan cara di atas pada dasarnya mencerminkan adanya strategi pertahanan diri pada orang yang meminta maaf. Tujuan dia meminta maaf hanyalah agar dirinya sendiri merasa lebih baik karena sudah meminta maaf—meski pakai imbuhan ‘tapi’, ala-ala sudah sepenuh hati mengakui kesalahannya.
Bagi orang-orang yang terbiasa merasa tidak aman, cara meminta maaf pakai imbuhan tapi itu membuatnya merasa lebih baik. Kata Ahli Psikologi Karina Schumann (2019), ini biasa terjadi pada orang yang merasa dirinya kurang berharga sehingga bermain aman agar tak menemui penolakan dari sekitarnya.
Sebab, meminta maaf dengan cara itu tidak akan menurunkan harga diri atau menampakkan ketidakmampuan menyelesaikan tanggung jawab. Maka, terpilihlah mengucap maaf dengan sudut pandang yang menempatkan dirinya seolah benar.
Padahal, bukankah meminta maaf itu bertujuan memperbaiki hubungan dengan orang lain? Bagaimana mungkin kita berharap dia (atau mereka) mau memaafkan kita dan setelahnya tercipta hubungan yang lebih baik, jika kita sendiri belum berfokus pada korban perilaku salah kita yang sesungguhnya? Kita belum memahami sepenuhnya apa yang dia rasakan atas kesalahan kita.
Akhirnya, yang juga terasa dari permohonan maaf pakai tapi adalah kurang niatnya memperbaiki hubungan. Profesor Shoba Sreenivasan PhD dan Linda E Weinberger PhD (2022) menyatakan, penyebabnya ialah seseorang kurang menyadari kesalahannya, namun dia terpaksa meminta maaf karena terdesak keadaan.
Misal, karena takut dipecat atasan jika tidak meminta maaf. Contoh lain, karena tidak mau dianggap orangtua yang jahat oleh anak.
Selamat Memulihkan Hubungan
Jika Anda termasuk orang yang sering melakukan cara meminta maaf ini, mari baca dan pahami baik-baik. Menyadari bahwa diri telah menyakiti orang lain memang berat. Ada beban emosi tidak nyaman yang terasa. Seperti malu dan merasa bersalah atas kelalaian diri.
Tak apa jika Anda jujur mengungkap kesalahan Anda apa adanya. Seseorang (atau beberapa orang sekaligus) yang anda mintai maaf akan menghargai kejujuran dan keberanian Anda mengungkap yang sebenarnya. Bahkan ia akan lebih merasa dimengerti dengan tingginya empati yang anda miliki.
Yang terpenting, Anda telah mencoba membangun kembali hubungan dengannya (atau mereka) yang sempat renggang akibat kelalaian diri. Anda juga telah mengungkap keinginan kuat memperbaiki kesalahan itu dan menawarkan alternatif perbaikannya.
Selebihnya, mari berdoa Allah SWT membuka hatinya untuk memaafkan dan hubungan Kalian akan baik-baik saja.
Disclaimer: Menuliskan ini bukan berarti saya telah ahli dalam meminta maaf. Justru tulisan ini pengingat spesial untuk diri saya sendiri yang masih kerap tak sengaja melibatkan pertahankan diri kala meminta maaf. Saya tidak ingin sendirian berproses melatih diri. Mari kita senantiasa meningkatkan kualitas permohonan maaf kita lewat jalan meminta maaf tanpa tapi. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni