PWMU.CO– Hati ibarat raja. Seluruh anggota badan adalah para pengawal dan prajuritnya. Supaya hati bisa memerintah dengan baik harus melakukan penyucian hati.
Demikian ceramah Ustadz Fakhrudin Arrozi MS dalam Kajian Akbar dan Halal Bihalal IMM Universitas Muhammadiyah Lamongan, Sabtu (7/5/2022).
”Hati ibarat raja yang dilayani para pelayannya dan memerintah dengan segala kehendak hatinya, serta mengatur kebijakan untuk kesejahteraan rakyatnya, maka demikian pula fungsi hati yang sesungguhnya,” ungkap Fakhrudin yang Ketua Lazismu Umla.
Setiap kerajaan itu berbeda dengan lainnya, bergantung pada kualitas raja atau hatinya masing-masing. ”Berarti baik dan tidaknya tubuh kita sesuai dengan hati kita, karena hati yang menggerakkan dan menentukan baik dan buruknya kita, dan menjadikan ahli surga atau ahli neraka,” ujarnya.
Fakhruddin menambahkan, dosa paling besar adalah syirik. Syirik itu letaknya di hati. Maka hati itu sangat menentukan. Hati-hati dengan permainan hati. Karena sombong, iri, dengki , riya’ itu tempatnya di hati,” katanya.
Penyucian Hati
Dia menyampaikan, supaya hati bisa memerintah dengan benar, ikhlas, bersih, maka harus melakukan penyucian hati.
Cara penyucian hati, menurut dosen Umla lulusan International Islamic University Islamabad, Pakistan, ada dua cara.
Pertama, selalu mengingat Allah swt. Allah berfirman tentang berdzikir untuk menyucikan hati dalam surat ar-Ra’d ayat 28.
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Kedua, bersilaturahim dengan menjalin ukhuwah islamiyah, maka hati kita akan terjaga kebaikannya. Contoh acara IMM ini, kita bergaul dengan orang-orang baik untuk mengadakan kebaikan yaitu kajian.
Kemudian Fakhruddin bertanya kembali, terus bagaimana menjaga silaturahim di organisasi? Yaitu selalu mengadakan musyawarah. Apapun kebijakan dan keputusan harus diselesaikan dengan musyawarah.
”Maka dari itu silaturahim itu penting, agar sinergi organisasi kita maju,” katanya.
Acara dilanjutkan halal bihalal dan makan. Makanan dan minuman dibawa masing-masing kader IMM Umla.
Ada yang membawa nasi, lauk, ikan, ayam goreng, kuah lodeh, kuah asam, tempe goreng, Sambal, layang suwer-suwer, ote-ote, gimbal jagung, kerupuk, dan buah jeruk. Minuman ada es lemon dan es teh. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Sugeng Purwanto