PWMU.CO – Dunia maya, terutama Twitter, dalam beberapa hari terakhir kembali disesaki berita bermuatan kebencian. Salah satunya adalah akun “Joxzin Jogja@joxzyn_jogja” yang men-tweet tulisan sarat fitnah plus hoax. Lebih tidak jantan lagi, ujaran kebencian fitnah ini dilakukan dengan cara meminjam tangan “situs” yang mengupload tulisan “tak selesai”.
“6 Orang Indonesia Yang Menjadi Penyandang Dana Gerakan Jihad dan Al-Qaidah di Timur Tengah, Irak dan Suriah,” begitu Tweet yang ditulis oleh akun Joxzin Jogja itu pada 3 Februari 2017 kemarin. Kemudian dia menyertakan sebuah capture bergambar yang berisi 6 nama itu sambil merujuk situs yang menguploadnya, www.almashhad-alyemeni.com.
(Berita terkait: Melacak Situs Arab yang Sebarkan Fitnah Din Syamsuddin sebagai Penyokong ISIS)
Selain nama lengkap, capture bergambar itu juga menyertakan nomor urutan sebagaimana situs yang dirujuk oleh Joxzin Jogja. Yaitu Profesor Zaki Saleh Nahdi yang berada di urutan ke-47, Dr. Salim Segaf Al-Jufri (no 49), Syaikh Amidan Shaberah (80), Profesor Muhammad Aniq Syuhur (95), Dr. Mohammad Din Syamsuddin (101), dan Syaikh Muhammad Zaitun Rasmin (102).
Dalam pengamatan Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jatim, Mukayat al-Amien MSosio, tweet yang diposting oleh Joxzin Jogja itu memang sengaja untuk memperkeruh suasana nasional. “Setidaknya ada 7 unsur tweet itu memang sengaja disetting untuk menebar kebencian, bahkan memecah belah umat Islam,” kata Mukayat.
(Baca juga: 3 Berita Hoax Kehebatan Agama Islam yang Laris Manis (1))
“Pertama, pemilik akun yang memposting berita fitnah itu tidak jelas identitasnya. Kalau niatnya memang bukan tebar kebencian, kenapa harus berlindung di balik akun yang tidak jelas,” kata Mukayat tentang alasan pertama ketidakjantanan akun Twitter itu.
Kedua, tambah Mukayat, akun Joxzin Jogja ini ternyata juga mempersiapkan diri untuk menyebar berita fitnah itu. Terbukti tidak hanya menyebut nama-nama dengan bercuap sepintas layaknya pengguna akun yang sedang membuat status, tapi juga mau bersusah-susah membuat capture atau gambar ringkasan 6 nama itu.
(Baca juga: Memberi Tak Harap Kembali: Kisah Nyata Ketika Din Syamsuddin Bertemu Seorang Ibu di Pesawat)
“Kalau mau bersusah-susah membuat gambar tersendiri, bukankah memang ada kesengajaan untuk membuat gaduh,” kata Mukayat.”Motif apa lagi di balik tweet itu jika bukan untuk melakukan pembunuhan karakter terhadap 6 itu.”
Ketiga, tambah Mukayat, pemosting tweet itu –yang bahkan membuat ringkasan dalam bentuk gambar ini–, ternyata merujuk pada berita situs yang terbit akhir 2014 silam. Atau tepatnya berita hoax yang sudah berusia 2 tahun lebih!
(Baca juga: Din Syamsuddin: Ada Corporate Asing Ancam Akan Hancurkan Muhammadiyah)
“Di tengah kondisi Indonesia yang sedang karut-marut ini, tujuan apa yang dicari selain niat kurang baik dengan mengupload berita hoax yang super lawas,” tukas pria yang juga dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Keempat, www.almashhad-alyemeni.com yang dirujuk oleh Roxzin Jogja ternyata juga situs yang identitasnya tidak jelas. Dalam menu “man nahnu” (tentang kami) di lamannya, ternyata berisi sama-sama tidak jelas. Di situs ini tidak tercantum siapa penanggung jawabnya, alamatnya di mana, dan identitas-identitas dasar lainnya selain hanya mengklaim sebagai portal berita yang independen.
(Baca juga: Din Syamsuddin: Selain Penista Agama, Nahi Munkar juga Berlaku untuk Pendusta Agama)
“Ibaratnya orang yang tidak jelas berorasi di depan publik dengan materi yang tidak jelas. Memojokkan pihak lain dengan meminjam tangan kotor orang lain. Kelakuan seperti ini tak ubahnya pepatah lempar batu sembunyi tangan kuadrat,” kata Mukayat tentang akun tak jelas yang menyebar berita tak jelas dari situs yang tidak jelas pula sebagaimana yang dilakukan oleh Roxzin Jogja.
Selanjutnya halaman 2