PWMU.CO– Halal bihalal AMM (Angkatan Muda Muhammadiyah) Campurejo Panceng Gresik digelar di halaman SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, Sabtu (7/5/2022).
Acara ini dipromotori oleh Pimpinan Ranting Pemuda Muhammadiyah dihadiri pimpinan dan warga Muhammadiyah beserta ortom Campurejo. Hadir pula Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur Dikky Syadqomullah SHi MHes.
Dalam halal bihalal AMM ini Dikky Syadqomullah menyampaikan, Pemuda Muhammadiyah dan Angkatan Muda Muhammadiyah harus mengikuti surat ash-Shaff ayat 4 yang berbunyi
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيۡنَ يُقَاتِلُوۡنَ فِىۡ سَبِيۡلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمۡ بُنۡيَانٌ مَّرۡصُوۡصٌ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.
“Ibarat barisan dalam shalat, AMM Campurejo harus berbaris lurus dan rapat dalam berjuang (berdakwah) di jalan Allah melalui organisasi ini agar kokoh sehingga tujuan yang dicita-citakan bersama tercapai,” terangnya.
Jangan sampai ada yang berlobang dalam barisan tersebut, sambungnya, jika dalam barisan tersebut ada yang longgar bisa menimbulkan perpecahan.
Makanya dalam shalat barisan harus rapat, tidak boleh ada jarak renggang karena itu simbol kebersamaan dan kekompakan, ketika ada imam batal, makmum akan menggantikannya untuk melanjutkan shalat tersebut. “Jadi di organisasi itu harus bersinergi dan saling melengkapi,” terangnya.
Begitu juga antara ayahanda Muhammadiyah atau ibunda Aisyiyah dengan AMM, harus bisa saling melengkapi dan saling menyempurnakan ketika ada kekurangan.
”Kadang Pemuda dimarahi oleh ayahanda, itu hal yang lumrah, mungkin ada sedikit perbedaan antara anak dan ayahandanya, yang penting AMM, baik Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah jangan menjadi generasi yang mutungan” tandasnya.
“Pantang bagi kita menjadi generasi yang mutungan, ngambekan,” ungkap Dikky.
Dia menegaskan, ke depan amal jariyah itu tidak hanya berbentuk bangunan tetapi bisa juga berbentuk sumber daya manusia yang kuat untuk melanjutkan tongkat perjuangan persyarikatan Muhammadiyah ke depan.
Makanya sinergi itu prerlu kita bangun antara ayahanda Muhammadiyah, ibunda Aisyiyah, dan Angkatan Muda Muhammadiyah.
“Anak-anak muda ini besok melanjutkan perjuangan bapak ibu, dan sebagai amal jariyah, sehigga pahala akan terus mengalir kepada bapak ibu walaupun sudah tiada,” tandasnya.
Begitu juga anak-anak muda sekarang jika menyiapkan generasi mendatang untuk melanjutkan perjuangannya, mereka juga akan mendapatkan pahala walaupun sudah meninggal dunia.
Empat Jalan Sukses
Menurut Dikky, setidaknya ada empat hal yang harus di lakukan Angkatan Muda Muhammadiyah dalam memperjuangkan Islam agar sukses.
Pertama adalah menata niat. Niat itu harus dijaga dan betul-betul harus dimantapkan karena Allah saw dalam memperjuangkan agama lewat Muhammadiyah. ”Sebab kalau niatnya salah, maka hasilnya juga akan salah,” jelasnya.
Dia mencontohkan, di kitab-kitab hadits, mulai dari yang tipis seperti Arbain Nawawiyah, sampai yang tebal seperti Riyadhus Sholihin, Shahih Bukhari-Muslim, bab pertama yang di tulis adalah hadits tentang niat
انما الاعمال بالنيات
Sesungguhnya amal perbuatan itu di dahului dengan niat
Menurut dia, hal ini menunjukkan sangat urgent niat itu diperhatikan oleh para ulama terdahulu.
Setelah menata niat, yang kedua adalah beramal saleh. “Bersegeralah untuk memperbanyak amal saleh, karena dengan memperbanyak amal saleh, berarti AMM memberi kebermanfaatan kepada masyarakat luas,” terangnya.
Ketiga, lanjut Dikky, berdakwah, yaitu mengajak masyarakat luas untuk selalu berada di jalan Allah swt. “Dalam berdakwah, kader Muhammadiyah itu tidak boleh baperan, tapi harus luwes, gandes, dan lemah lembut,” urainya.
Dakwah kepada masyarakat maksudnya, mengajak masyarakat masuk Islam bagi yang belum beragama islam, memperkuat akidah dan mengajak mereka agar menjalankan syariat Islam lebih sempurna bagi mereka yang sudah beragama Islam.
Keempat adalah sabar, dalam menjalankan organisasi harus mempunyai sifat sabar agar tujuan dan program yang sudah dirancang bisa terlaksana dengan baik, karena menjalankan sebuah organisasi banyak sekali rintangan yang dihadapi.
Maka agar tetap bisa seimbang dan istiqamah dalam berorganisasi harus bisa membagi waktu.
Sebagimana Imam Syafii membagi waktunya menjadi tiga. Satu, waktu untuk bekerja. Dua, waktu untuk istirahat, dan tiga, waktu untuk beribadah.
Penulis Nurkhan Editor Sugeng Purwanto