Cara Jitu Forum Guru Ini Cetak Mubaligh Militan, liputan Ummu Salamah kontributor PWMU.CO
PWMU.CO – Forum Guru Muhammadiyah Canga’an (FGMC) menggelar muhadharah sekaligus acara halalbihalal dalam mencetak mubaligh dan mubalighat, Senin (9/5/22).
Ketua FGMC Miftahul Ma’ayis SPdI mengatakan forum ini terdiri dari unsur guru yang ada di lingkungan Ranting Muhammadiyah Canga’an, mulai dari guru TK, MI, TPA dan guru madrasah diniyah (madin).
“Acara ini juga dihadiri Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Canga’an beserta pengurus Pemuda karena sekaligus kami mengadakan kegiatan halalbihalal,” ujarnya.
Krisis Mubaligh
Wakil ketua FGMC Muh Khoirun SPdI menjelasakan guru Muhammadiyah di Ranting Canga’an adalah public figur. Guru dituntut untuk mampu dalam segala bidang. Guru tidak hanya mengurusi sekolah akan tetapi multidimensi.
“Guru dituntut menjadi gardu terdepan dalam segala aspek kehidupan di masyarakat,” tuturnya.
Dia memaparkan guru diminta untuk khutbah Jumat, mengisi pengajian di masjid, menjadi pimpinan Muhammadiyah, Aisyiyah, Nasiatu Aisyiah (NA), imam di masjid, berjamaah di masjid, mengurus jenazah, panitia zakat fitra, relawan Lazismu, maupun, kerja bakti.
“Dalam setiap kegiatan kalau guru belum ada yang hadir, warga selalu bertanya di mana guru-guru,” ujarnya.
Dari sinilah, lanjutnya, kemudian FGMC terinspirasi untuk mengadakan kegiatan untuk mencetak guru-guru di lingkungan Muhammadiyah Ranting Canga’an agar mampu menjadi mubaligh dan Mubalighot yang diharapkan masyarakat.
Praktik Langsung
Sekretaris FGMC Nuril Umam SPdI menyatakan kegiatan ini sangat bagus dan jitu karena setiap guru akan mendapat giliran dan praktik langsung berbicara di depan forum menyampaikan tausiyah. Kegiatan muhadharah khusus guru dilaksanakan tiap tiga bulan.
“Nantinya mereka diminta praktik langsung memberikan pengajian di masjid pada bulan yang akan datang.”
Mencetak Kader Militan
Wakil Ketua PRM Canga’an, Fahri menjelaskan kegiatan muhadhoroh yang diselenggarakan FGMC ini bertujuan untuk mencetak kader-kader militan. Kegiatan ini menggali skill guru agar menjadi kader yang militan sesuai harapan masyarakat.
“Guru di pedesaan dituntut untuk mampu dalam multidimensi berbeda dengan guru di perkotaan yang dituntut secara maksimal juga dalam mencurahkan tenaga, pikiran dan kreativitasnya demi memajukan peserta didik dan sekolah semata.”
Dia menghimbau agar kalangan pemuda dilibatkan sekaligus diajak dalam kegiatan ini sebagai langkah regenarasi agar tidak mengalami krisis mubaligh dan mubalighat.
Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.