Politik Dinasti Filipina
Tradisi politik Filipina yang elitis selalu melahirkan dinasti. Sejak era Macapagal sampai era Duterte sekarang dinasti politik bermunculan. Setelah Corry Aquino selesai menjadi presiden giliran Jenderal Fidel Ramos yang kemudian menjadi presiden.
Tradisi politik keluarga Aquino kemudian dilanjutkan oleh anak kandung Ninoy dan Corry yaitu Benigno Aquino Junior (1960-2021) yang menjadi presiden Filipina pada 2010 sampai 2016.
Sepeninggalan Aquino Jr muncullah Rodrigo Duterte yang dikenal sebagai politisi garis keras yang tidak segan mempergunakan kekerasan untuk menjalankan kepemimpinannya. Kemenangan Duterte disebut sebagai kembalinya era otoritarian ala Marcos.
Satu dekade terakhir, Rodrigo Duterte yang dikenal karena perangnya terhadap narkoba, sangat besar pengaruhnya di Filipina. Duterte juga mempunyai pengaruh besar dalam kemengan Bongbong Marcos dan Sara Duterte, anak kandung Duterte. Terulangnya kejayaan keluarga Marcos, serta masih berjayanya keluarga Duterte adalah simbol kemenangan sayap kanan Filipina.
Resonansi ke Indonesia
Perkembangan politik di Filipina ada resonansi dengan kondisi di Indonesia. Bongbong banyak didukung oleh pemilih milenial yang tidak merasakan era otoriter di bawah Marcos Senior. Generasi muda Filipina masa kini tidak mengalami kesengsaraan era Marcos yang otoriter.
Bongbong Marcos lebih serius berkampanye di sosial media ketimbang ikut debat calon presiden untuk mengadu gagasan. Keberhasilan kampanye medsos inilah yang sukses menarik suara milenial.
Pemilih muda di Indonesia, banyak yang lahir setelah kejatuhan Soeharto pada 1998 dan tidak merasakan dampak pemerintahan Soeharto yang otoriter. Ada paralelisme dalam pemilu presiden Filipina tahun ini dengan pemilihan presiden Indonesia 2024.
Sebuah artikel di The Washington Post menyebut fenomena Bongbong ada kemiripan dengan fenomena kemunculan Prabowo Subianto di Indonesia. Keduanya dianggap mempunyai warisan kepemimpinan orangtuanya dan metuanya yang otoriter.
Jika Prabowo bisa menang pada pilpres 2024, hal itu dianggap sebagai fenomena yang sama dengan kemenangan Bongbong di Filipina sekarang ini. (*)
Terpilihnya Presiden Bongbong, Fenomena Prabowo 2024? Editor Mohammad Nurfatoni
Discussion about this post