Pesan untuk Mempelai Pria
Izinkanlah saya menyampaikan pesan, pertama kepada mempelai laki-laki yang akan memikul wasiat nabi yang disampaikan saat Haji Wada’ tersebut.
Saudaraku, pagi ini, dengan nikmat dan inayah Allah SWT, Anda sampai pada saat yang paling indah, dan bahagia, tetapi juga paling mendebarkan dalam kehidupan Anda.
Saat paling indah, sebab mulai pagi ini cinta tidak lagi berbentuk impian dan khayalan. Saat yang paling bahagia, sebab Anda berhasil menyunting wanita yang Anda cintai. Saat yang paling mendebarkan, sebab mulai saat ini anda memikul amanat Allah untuk menjadi pemimpin keluarga.
Saudaraku, wanita yang duduk di samping Anda bukanlah segumpal daging yang dapat Anda kerat dengan seenaknya dan Anda perlakukan sewenang-wenang. Ia adalah anugerah Allah SWT, untuk membuat hidup anda lebih indah dan bermakna. Ia adalah amanat Allah yang akan Anda pertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Nabi SAW bersabda:
Ada dua dosa yang akan didahulukan Allah siksanya di dunia ini, yaitu al-baghyu dan durhaka kepada orang tua. (HR at-Tirmudzi)
Al-baghyu adalah berbuat sewenang-wenang, berbuat zalim kepada orang lain. Al-baghyu paling dimurkai Allah ialah berbuat zalim kepada istri sendiri. Termasuk al-baghyuialah menelantarkan istri, menyakiti hatinya, merampas kehangatan cintanya, merendahkan kehormatannya, mengabaikan dalam mengambil keputusan, dan mencabut haknya untuk memperoleh kebahagiaan hidup bersama anda.
Karena itulah Rasulullah SAW Mengukur tinggi-rendahnya martabat seorang leki-laki dari cara ia bergaul dengan istrinya. Nabi SAW bersabda:
“Tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia. Tidak merendahkan wanita kecuali laki-laki yang rendah juga.” (HR al-Qudha’iy).
Pesan untuk Mempelai Perempuan
Dengan izin Anda, perkenankanlah saya sekarang menyampaikan pesan Rasulullah SAW kepada wanita di samping Anda.
Banyak istri menuntut suaminya agar membahagiakan dirinya. Jarang terpikirkan bagaimana ia berusaha membahagikan suami. Cinta dan kasih sayang tumbuh dalam suasana ‘memberi’, bukan ‘mengambil’.
Cinta adalah saling berbagi. Anda tidak akan memperoleh cinta kalau yang Anda tebarkan adalah kebencian. Anda tidak akan meraih ketenangan bila yang Anda suburkan dendam dan kekecewaan.
Anda boleh memberi apa aja yang Anda miliki. Tetapi buat suami Anda, tidak ada pemberian istri yang paling membahagiakan selain hati yang selalu siap berbagi dalam suka dan duka.
Di luar rumah, suami Anda boleh jadi diguncang oleh berbagai kesulitan. Di luar ia menemukan wajah-wajah sangar, tatapan mata tajam, ucapan yang kasar, dan pergumulan hidup yang berat.
Ia ingin ketika ia pulang ke rumah, di situ ditemukannya wajah yang ceria, mata yang sejuk, ucapan yang lembut, dan ia berlindung di dalam keteduhan kasih sayang anda. Rasulullah bersabda bahwa “surga terletak di bawah telapak kaki kaum ibu”. Apakah rumah tangga yang Anda bangun hari ini akan menjadi surga atau neraka, bergantung kepada Anda sebagai ibu rumah tangga. Rumah tangga akan menjadi surga bila di situ anda hiaskan kesabaran, kesetiaan, dan kesucian.
Saudariku, kelak bila perahu rumah tangga Anda bertubrukan dengan kerikil yang tajam, bila impian menjadi kenyataan yang pahit, bila bukit-bukit harapan diguncang gempa cobaan, kami ingin melihat Anda teguh di samping suami Anda.
Anda tetap tersenyum walaupun langit mendung. Pada saat seperti itu mungkin tidak ada yang paling menyejukkan suami Anda selain doa Anda. Istri yang bersimpuh di atas sajadah, mohon kepada Allah, agar menganugerahkan pertolongan kepada suaminya. Pada saat itu, tentu suami anda akan mengangkat tangan ke langit, dan bersamaan dengan tetes-tetes air matanya ia berdoa.
Ya Allah, karuniakan kepada kami, istri dan keturunan yang menentramkan hati kami, dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang takwa, (al-Furqan 75). (*)
Editor Mohammad Nurfatoni
Khutbah nikah ini disampaikan dalam pernikahan Muh. Nasyitussyubban bin Muh. Mirdas dengan Maya Ainun Nuzula binti Maladi Yunus, di kediaman Maladi Yunus, Jalan Urip Sumoharjo, 295. Pandaan, Ahad, 15 Mei 2022.