Binalah Cinta dengan Agama Bukan dengan Uang, Khutbah Nikah Inspiratif; Liputan Kontributor PWMU.CO Lamongan Slamet Hariadi.
PWMU.CO – Manusia butuh seorang yang bisa hidup berdampingan, mendengarkan kegembiraannya, dan melihatkan jerit hatinya. Allah menciptakan setiap pasangan hidup agar menjadi pasangan yang sakinah, mawaddah, warahmah; maka diikat dengan akad nikah.
Demikian pesan khutbah nikah yang Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nur Cholis Huda MSI sampaikan pada resepsi pernikahan putri keempat Mohammad Nurfatoni-Siti Rondiyah: Faza Fajrulfatkhi Mohammad (Faza). Dia dinikahi putra pertama Anton Hadiwinito-Sri Andini, Ramandito Kurnia Pratama Hadiwinito (Dito). Acara pernikahan putri Pemimpin Redaksi PWMU.CO itu digelar di Hotel Aston Inn Gresik, Ahad (22/5/22).
Ustadz Nur—panggilan akrabnya—menjelaskan, akad nikah kalimatnya pendek—hanya memuat empat kata bahasa Arab: qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur (aku terima nikah dan kawinnya dengan maskawin tersebut)—tapi mempunyai dampak luar biasa.
“Yang biasa haram, dengan akad nikah menjadi halal. Yang dosa menjadi berpahala, yang hina menjadi terhormat, karena itu akad nikah sangat penting,” ujarnya.
Perjanjian Serius
Nur menerangkan, Allah SWT memberikan nama khusus akad nikah dengan mitsaqan ghalidza. Yaitu perjanjian yang serius, berat, dan sungguh-sungguh. “Kata mitsaqan ghalidza itu hanya dipakai Allah dalam al-Quran tiga kali,” imbuhnya.
Pertama, ketika mengambil sumpah ikatan yang serius dengan Rasul Ulul Azmi: Nabi Ibrahim, Musa, Nuh, dan Muhammad. Kedua, ketika mengambil sumpah Bani Israil yang susah diatur dan cerewet sehingga Allah mengatakan, “Aku ambil kalian sumpah ikatan yang serius.”
Ketiga, akad nikah. “Jadi akad nikah itu di sisi Allah sama kokohnya dengan perjanjianNya dengan Rasul,” terang dia.
Karena itu, Ustadz Nur memperingatkan, bila sang mempelai bermain-main dalam pernikahan, maka mereka tidak hanya berhadapan dengan mertua, tapi juga berurusan dengan Allah SWT.
“Binalah cinta itu dengan agama, bukan dengan uang. Uang tidak bisa membuat kehidupan menjadi sakinah mawaddah warahmah. Memang betul butuh uang, tapi uang bukan satu-satunya. Banyak hal di dunia ini yang tidak bisa dibeli dengan uang!” tegasnya.
Nur teringat ucapan orang bijak, “Anda bisa membeli tempat tidur yang empuk, tapi tidak bisa membeli tidur yang nyenyak. Anda bisa membeli obat yang mahal, tetapi tidak bisa membeli badan yang sehat. Anda bisa membeli rumah yang megah tetapi tidak bisa membeli rumah tangga yang sakinah.”
Hanya dengan agama, sambungnya, kedua mempelai bisa membangun cinta kasih dengan sungguh-sungguh. Seperti halnya kata Rasulullah, “Sinari rumah tanggamu dengan shalat dan bacaan al-Quran!”
Baca sambungan di halaman 2: Pesan untuk Mempelai Pria