PWMU.CO– Peduli lansia, Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur menggelar pelatihan Pramurukti di Aisyiyah Training Center (ATC) Purwosari Pasuruan, Rabu-Sabtu (18-28/5/2022).
”Pelatihan ini bertujuan menyiapkan tenaga terlatih agar bisa membantu melayani lansia di rumah atau rumah sakit,” terang Nurul Fajriyah, Sekretaris Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) PWA Jatim.
Pelatihan perdana ini diikuti dua belas orang. Semuanya perempuan. Para peserta berasal dari delapan daerah, yaitu Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Lamongan, Nganjuk, Jombang, Surabaya, dan Sidoarjo.
“Untuk angkatan pertama masih dibatasi dua puluh orang, tapi sementara masih dua belas orang. Jika pelatihan perdana ini berhasil dengan baik, maka dibuka pelatihan tahap kedua,” lanjut perempuan yang akrab disapa Mbak Nurul.
Praktik di UMM
Untuk mendapatkan kompetensi standar yang disyaratkan, para peserta tidak hanya dibekali teori dan ceramah, namun juga praktik. Seluruh peserta mengikuti praktikum di laboratorium Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kampus 2.
Peserta praktikum diawasi langsung oleh tenaga pengajar keperawatan UMM. ”Waktu praktik ada peserta yang kaget dengan boneka manekin sangat mirip dengan manusia yang sedang berbaring di kasur,” tutur Nurul.
Peserta pramurukti praktik mengukur tekanan darah dengan menggunakan alat manual. Semua mengukur tekanan darah tubuhnya sendiri. Ada peserta yang memiliki postur agak besar mengalami kesulitan mencari urat nadi di tangannya, akhirnya memakai denyut nadi di kakinya.
”Paling lucu ketika praktik membersihkan alat vital setelah pipis atau berak. Kebanyakan peserta kan masih muda, sehingga ada yang tidak berani melakukannya karena bentuk alat kelamin boneka sama persis dengan manusia,” lanjut Nurul.
Pada saat ujian praktik banyak peserta yang grogi sehingga peralatan seperti krek (tongkat bantu jalan) tersenggol. Kejadian tersebut menyebabkan semua krek jatuh beruntun. Ada juga peserta yang bingung menggunakan alat penutup sepatu dan penutup kepala serta cara membukanya.
“Juga ketika praktik pertolongan pertama pada lansia sesak nafas, peserta susah memompa dada karena harus berirama dengan hitungan yang tepat. Masih banyak peserta yang kecepatannya kurang dan ada yang tidak berirama. Maklum ini membutuhkan pembiasaan,” ujar Nurul.
Amal Usaha Baru
Ketua PWA Jatim Dalilah Candrawati menjelaskan, pelatihan peduli lansia ini diarahkan kepada pembentukan amal usaha baru perawatan lansia atau pramurukti selain program Griya Lansia yang berkembang di berbagai daerah di Jawa Timur. Pramurukti diarahkan untuk membuka lowongan pekerjaan baru.
”Kami sudah menyiapkan agar peserta memiliki kemampuan seperti perawat sehingga bisa disalurkan ke rumah-rumah yang membutuhkan pelayanan untuk lansia atau ke rumah sakit,” terang perempuan yang akrab disapa Bu Candra.
Aisyiyah Jawa Timur, sambung dia, akan membuat lembaga penyaluran tenaga pramurukti di Surabaya maupun di daerah. “Harapannya pelatihan ini bisa menjadi pekerjaan baru yang bisa mengangkat ekonomi masyarakat. Kalau belum ada lembaga yang bisa menyalurkan tenaga pramurukti, maka tugas Aisyiyah untuk membuat amal usaha bidang ketenagakerjaan yang menyalurkan pramurukti ke rumah sakit atau ke rumah yang membutuhkan,” kata Bu Candra.
Pelatihan pramurukti PWA Jatim ini merupakan pilot project dari Pimpinan Pusat Aisyiyah (PPA) Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) bekeja sama dengan Lazismu.
PWA Jatim dan PWA Yogyakarta terpilih untuk melaksanakan proyek pramurukti. Selanjutnya PWA Jatim bekerja sama dengan UMM untuk tim pengajarnya.
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto