Perbedaan Lelaki dan Perempuan
Lelaki
- Dinilai dari prestasi dan lebih berorientasi pada tugas.
- Mandiri, minta bantuan dapat diartikan sebagai tanda kelemahan diri.
- Berfokus pada tujuan, bersaing.
- Mengandalkan kemampuan analisis.
- Berpikir linier: fokus pada satu hal dalam waktu yang terkotak-kotak.
- Bertindak: merasa lebih baik dengan meyelesaikan masalah.
- Saat stres: cenderung menyibukkan diri dengan berbagai kegiatan atau menarik diri.
- Kebutuhan utama: dihormati (dipercaya, diterima, dihargai, dibanggakan, dan didukung).
Perempuan
- Sense of self dinilai dari kemampuan membina hubungan.
- Lebih berorientasi pada hubungan saling tergantung. Minta bantuan berarti menghormati orang yang dimintai bantuan.
- Menikmati proses.
- Bekerjasama. Mengandalkan kemampuan intuisi.
- Multitasking : Berkutat dengan hal-hal kecil dalam satu waktu dan sambung-menyambung.
- Bertindak: Merasa lebih baik dengan membicarakan masalahnya.
- Saat stres: Semakin terlibat dengan orang lain, lebih banyak berbicara agar dapat didengarkan dan dimengerti.
- Kebutuhan utama: diayomi (diperhatikan secara lembut, dimengerti, dihormati, dilindungi, diteguhkan, dan dibahagiakan).
Perasaan wanita lebih cepat bangkit ketimbang lelaki, sehingga sentimen dan rasa takutnya segera muncul, lain halnya dengan pria yang biasanya berkepala dingin.
Perempuan lebih cenderung menghiasi diri, kecantikan, dan mode yang beraneka ragam beda dengan pria. Tapi sekarang lagi menjadi tren di mana ada sebutan lelaki metroseksual, lelaki pesolek, yang selalu berperilaku mengikuti mode layaknya perempuan, tapi jumlahnya belum terlalu banyak.
Di sisi lain, perasaan wanita secara umum kurang konsisten dibandingkan dengan pria. Perempuan lebih berhati-hati, lebih tekun beragama, cerewet, takut, dan lebih banyak berbasa-basi. Perasaan perempuan Iebih keibuan. Cintanya kepada keluarga serta kesadarannya tentang arti pentingnya lembaga ini lebih besar daripada lelaki (Shihab: 2006).
Lebih lanjut M. Quraish Shihab (2006) dalam Tafsir Al-Misbah, mengutip pendapat Prof. Reek, pakar psikologi Amerika yang bertahun-tahun melakukan penelitian tentang pria dan wanita menguraikan keistimewaan dari sisi kejiwaan sebagai berikut:
- Lelaki biasanya merasa jemu tinggal berlama-lama di samping kekasihnya. Sedangkan wanita tidak, justru merasa nikmat berada sepanjang hari bersama kekasihnya.
- Lelaki menikmati tampil dalam wajah yang sama setiap hari. Sedangkan wanita tidak, ingin bangkit dari pembaringannya dengan wajah baru. Itu sebabnya mode rambut (jilbab) dan pakaian wanita sering berubah.
- Sukses di mata lelaki adalah mempunyai kedudukan sosial yang terhormat, prestige dari lapisan masyarakat. Sedangkan wanita tidak, menguasai jiwa raga kekasihnya dan memilikinya sepanjang hayat. Karena itulah, lelaki, pada saat masa tuanya, merasa sedih disebabkan sumber kekuatannya telah sirna. Wanita justru masa tuanya merasa bahagia waktunya dihabiskan bersama suami, anak, dan para cucunya.
- Kalimat yang paling indah didengar wanita dari pria pujaannya adalah, “Kekasihku, sungguh aku cinta kepadamu.” Sedangkan kalimat yang indah diucapkan oleh wanita kepada pria yang dicintainya adalah, “Aku bangga kepadamu.”
Dalam kenyataannya bahwa perempuan berjalan di bawah bimbingan perasaan. Sedangkan lelaki di bawah pertimbangan akal sehat. Walaupun sering kali kita menjumpai bahwa wanita bukan saja menyamai lelaki dalam hal kecerdasan, bahkan tidak jarang malahan melebihi kemampuan lelaki karena kaum hawa lebih tekun dan disiplin dalam belajar.
Kalaulah perasaan wanita sangat halus disebut-sebut sebagai kelemahannya dibandingkan dengan lelaki. Sebenarnya di balik itu adalah keistimewaannya yang tidak dipunyai lelaki. Kelembutan wanita sangat dibutuhkan dalam keluarga, khususnya dalam pengasuhan dan pembimbingan anak-anak.
Lelaki berpikir secara praktis, menetapkan, mengatur dan mengarahkan. Wanita menerima kenyataan bahwa mereka membutuhkan pengayoman lelaki untuk melindunginya. Sedangkan wanita bagi laki-laki adalah tempat melepaskan kerinduan.
Pada akhirnya antara lelaki dan wanita ibarat dua sisi mata uang, memiliki peran yang berbeda, namun mempunyai fungsi yang sama saling membutuhkan dan melengkapi kekurangan serta kelebihan masing-masing. Tepatnya, sinergisitas itulah yang didambakan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni