PWMU.CO– Menikmati karak tempe di acara halal bihalal Kongresmu (Kontributor Gresik untuk PWMU.CO) di Aula SD Muhammadiyah Manyar Gresik, Sabtu (4/6/2022) siang, punya kisah perjuangan.
Pertemuan ini berisi penguatan menulis liputan dikemas secara santui dan saling bertukar pengalaman. Kontributor yang hadir dianjurkan membawa makanan kearifan lokal. Istilah ini dipelesetkan menjadi ’keichwan-ariefan lokal’ oleh Co-editor, Ichwan Arif, yang menyerukan membawa makanan khas di kampungnya.
Peserta Kongresmu sebanyak 35 orang. Dalam grup WA, tiga peserta mendaftarkan makanan khas. Ichwan Arief membawa empek-empek Bawean, Musyrifah dengan minuman jamu andalannya, dan Estu Rahayu dengan rujak manis.
Tapi saat acara berlangsung ada makanan karak, kerupuk upil, jeruk, dan pentol tersaji di meja. Karak sebutan untuk nasi sisa yang dijemur. Tapi karak yang dibawa oleh Riza Agustina dan kontributor asal SD Muhammadiyah Wringinanom (SD Muwri) berbeda.
Makanan khas Kota Gresik ini terdiri ketan hitam dikukus dilengkapi parutan kelapa, poya kelapa sangrai yang diberi bumbu. Lauknya godho tempe. Yaitu tempe goreng berselimut tepung berbumbu rempah dengan aroma daun jeruk purut dan daun bawang yang diiris tipis.
Ditambah cabe rawit membuat sensasi pedas, gurih, dan umami saat menikmati karak tempe ini. Orang yang belum pernah menikmati pasti penasaran rasanya.
Bagi warga Gresik, karak tempe ini biasanya dinikmati pagi hari. Dihidangkan ketika masih hangat dengan secangkir kopi atau teh hangat. Tapi di acara Kongresmu ini menikmati karak tempe pas makan siang tetap saja nikmat.
”Masyaallah, keren Bu, bisa menghadirkan karak di siang hari. Biasanya saya kalau beli pagi agak siang sudah kehabisan,” ujar Sayyidah Nuriyah yang dinobatkan sebagai Kontributor Terproduktif Milad PWMU.CO 2022 ini dengan riang.
Naik Tangga
Riza Agustina Wahyu yang membawa kejutan itu membeberkan alasannya kenapa ada karak tempe di siang itu. Dia menceritakan, makanan itu pesan dari penjualnya. ”Tadi saya ambil jam 12.00 baru matang dan belum dibungkus. Akhirnya saya pulang dulu. Saya ambil lagi ketika mau berangkat tadi,” jelasnya.
Dia menceritakan, menyajikan karak tempe ke lantai 4 SDMM ini penuh perjuangan. ”Perjuangan naik tangga empat lantai sampai ngos-ngosan,” katanya.
Bungkusan makanan itu ukuran jumbo. Cukup untuk makan 3 orang. Termasuk ukuran godho tempenya. Besar dan tebal.
”Tadi cari OB (office boy) SD MM untuk bantu bawa naik, gak ada,” ujarnya. ”Benar-benar perjuangan, melewati setiap anak tangga menuju lantai 4 dengan menjinjing kresek besar supaya karak tempe bisa dihadirkan.”
Penulis Estu Rahayu Editor Sugeng Purwanto