Jangan Malu Belajar Al-Quran, liputan kontributor PWMU.CO Kabupaten Gresik Kusmiani.
PWMU.CO – Tidak malu dan malas belajar al-Quran, meski usia sudah tidak muda lagi. Hal itu disampaikan Heri Siswanto SHI dalam kegiatan tahsin al-Quran Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Wringinanom Gresik, Ahad (5/6/22).
Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Wringinanom Gresik menggelar kegiatan tahsin al-Quran dengan pemateri Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wringinanom Heri Siswanto SHI. Kegiatan ini bertempat di Mushalla Asy Syafii Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Lebanisuko, Ahad (5/6/2022).
Heri Siswanto menyampaikan kepada 30 Yunda, sapaan di Nasyiah yang hadir bahwa para Yunda tidak malu dan malas belajar al-Quran meski usia sudah tidak muda lagi. Dia menyitir hadits Riwayat Tirmidzi yang berbunyi:
عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ.
“Seorang yang lancar membaca al-Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa selalu taat kepada Allah. Adapun yang membaca al-Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala,” kutipnya.
Tidak Minder Meski Banyak Koreksi
Menurutnya belajar baca al-Quran itu besar pahalanya meskipun terbata-bata. “Senajan pleguk-pleguk utowo jare wong Lebanisuko druduk-druruk, moco al-Quran iku pahalae loro. (Meski terbata-bata, kata orang Desa Lebanisuko terbata-bata, membaca al-Quran mendapat dua pahala),” ungkapnya.
Kontributor PWMU.CO itu mereview bacaan satu persatu setelah peserta membaca dua ayat. Dia bersyukur rata-rata bacaannya sudah bagus. Dari seluruh peserta, ada empat orang yang banyak koreksinya.
“Saya salut kepada peserta yang banyak koreksinya tetapi tidak minder dan mau hadir pada acara tahsin yang rutin diadakan setiap dua bulan sekali ini. Yang salah itu, tidak mahir baca al-Quran tetapi tidak mau belajar,” tuturnya.
Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Wringinanom itu merasa senang bisa hadir di tengah-tengah kegiatan Nasyiah. “Bersyukur saya diberikan kesempatan berbagi ilmu untuk memperbaiki bacaan al-Quran,” ujarnya.
Dia berharap pertemuan selanjutnya peserta yang hadir semakin banyak. “Acara seperti ini harus berkelanjutan, jangan hanya sekali ini saja biar ada perkembangan,” pintanya.
Antusias Peserta Tahsin
Salah satu peserta tahsin, Ana Maria, ketika ditemui PWMU.CO menyampaikan meskipun bukan anggota Nasyiah dan tidak berseragam tetapi tetap hadir untuk belajar memperbaiki bacaan al-Quran.
“Saya termotivasi oleh anak saya yang sudah hafal 9 juz dan lancar baca al-Quran. Maka dari itu saya tidak berhenti untuk belajar tahsin al-Quran,” terangnya.
Ibu yang rutin ikut Kajian Gerakan Perempuan Mengaji (GPM) Aisyiyah Wringinanom ini mengetahui acara Nasyiah dari postingan sosial media WhatsApp. “Tahunya hari Ahad pagi, pas saya libur kerja, jadi bisa hadir,” jelasnya.
Lain halnya dengan anggota PRNA Sumengko Anik Purwaningsih. Dia merasa termotivasi dan bertambah ilmunya setelah mengikuti kegiatan tahsin al-Quran.
“Sangat membantu bagi saya pribadi yang baru belajar al-Quran. Sebelumnya saya awam dengan hukum bacaan dan mahrajnya, yang dasarnya saya juga tidak pernah belajar di pesantren,” imbuhnya.
Sementara itu anggota PRNA Lebanisuko Siti Fatimah, mengatakan bahwa untuk memperindah melantunkan ayat suci al-Quran juga tidak mudah. Meski dirinya tidak ada koreksi dalam bacaannya, tetapi untuk nada dan irama masih harus belajar lagi.
“Saya tahunya irama Tadjid dari anak saya yang sekolah di SD Muwri. Dengan ikut kegiatan tahsin ini bisa langsung belajar,” ungkapnya.
Dia juga mengapresiasi pada pembimbing yang sabar. “Materi yang disampaikan mudah dipahami dan dimengerti,” tuturnya. (*)
Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.