Ustadz Vs Dukun Zaman Now
Rusiyan lanjut bertausiyah tentang dukun zaman now. Beberapa bulan yang lalu, dia kedatangan tamu seorang tokoh Muhammadiyah bersama cucunya. Dia terkejut melihat anak kecil itu memakai kalung jimat berbentuk persegi panjang
Di momen lain, seseorang juga meminta bantuan Rusiyan untuk menemukan dompet yang hilang, memikat atau memelet seseorang agar suka kepada orang itu, dan merukyah orang terkena penyakit non medis (gangguan jin). “Apa hukumnya dalam Islam tentang hal-hal tersebut?” tanya Rusiyan.
Dia berpesan, zaman sekarang harus teliti dalam membedakan antara sosok dukun dan ustadz yang tidak melakukan syirik. “Banyak orang mengaku ustadz tapi ternyata seorang dukun yang menggunakan ayat-ayat al-Quran sebagai pembuka dan dilanjutkan dengan mantra-mantra saat melakukan pengobatan. Semua perbuatan itu hukumnya adalah syirik!” terangnya.
Dia juga menyampaikan, di tengah masyarakat masih banyak yang melakukan perbuatan mengandung kesyirikan. Di antaranya, menjadikan weton (dino pasaran) kelahiran untuk menetapkan hari akad pernikahan.
Bentuk syirik lainnya, menggunakan suara tekek untuk menentukan keberuntungan saat mau mencari ikan di laut. Selain itu, melihat dan mendengar suara gagak terbang di udara sebagai pertanda akan ada kematian. Juga mencari hari baik saat akan mulai membangun rumah atau memulai usaha.
Sebagai warga Muhammadiyah, Rusiyan mengimbau agar berkeyakinan semua terjadi atas kehendak Allah. “Baik dan buruk atas manusia ada qadha dan qadar yang sudah ditetapkan!” jelasnya.
Saat sesi tanya jawab, banyak jamaah antusias ingin bertanya. Atim SAg menanyakan cara merukyah orang yang kesurupan terkena gangguan jin. Master Reiki—panggilan lain Rusiyan saat menjadi dukun, sebelum dia bertaubat—menjelaskan, semua bisa rukyah sendiri dengan ayat-ayat al-Quran.
“Atau kepada ustadz yang bisa merukyah, asal memiliki hati yang bersih dan ikhlas!” jawabnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN