PWMU.CO – Gerakan shalat subuh berjamaah terus menggelora, termasuk yang berlangsung di Masjid At Taqwa, Jalan Raya Mastrip 174, Komplek Perguruan Muhammadiyah Wiyung Surabaya, Ahad (12/2). Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim Abdul Haris MPdI, yang menjadi penceramah usai shalat, menceritakan kisah Rasulullah SAW dan Bilal berkaitan dengan jamaah Subuh.
(Baca: Tak Ingin Melupakan Sejarah, Para Pimpinan Ranting Ini Napaktilasi Sejarah Berdirnya Muhammadiyah)
“Suatu ketika Nabi Muhammad SAW terlambat datang dalam jamaah shalat shubuh,” Haris memulai cerita. Lalu Bilal menjemput Nabi dan berkata, “Wahai Nabi kenapa engkau menangis. Para sahabat telah menunggu engkau, ya Rasulullah.”
Maka Bilal pun dipeluk oleh Rasulullah SAW sambil bersabda, “Ketika engkau mengkumandangkan adzan, Allah menurunkan wahyu yakni surat Ali Imran ayat 190: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam, bersilih gantinya siang dan malam, terdapat tanda-tanda bagi ulil albab.”
Bila pun bertanya tentang hubungan ayat itu dengan dirinya. “Ya Bilal, nanti akan datang suatu masa di mana banyak orang yang pandai dan ahli di semua bidang. Tapi tidak untuk persatuan umat melainkan untuk saling merendahkan dan menghujat satu sama lain. Pada masa itu aku sudah tidak ada di dunia.”
(Baca: Dari 1 Jadi 8 Shaf, Rahasia Kesuksesan Shalat Subuh Berjamaah di Green Menganti)
Haris menjelaskan, pada zaman itu banyak orang yang menjual agamanya sendiri untuk kepentingan pribadi. “Agama Islam dipenuhi fitnah dan dipojokkan.”
Mengambil hikmah hadits dari Sahabat Anas itu, Haris mengajak jamaah untuk merapatkan barisan. “Lihat masyarakat kita saat ini bersatu padu untuk membela agama-Nya, karena saat ini Allah telah membuka tabir yang nyata siapa yang kafir, munafik, dan pembela tentara Allah sebagaimana yang peringatkan dalam Alquran surat Almaidah ayat 54.
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(Baca juga: Bila Gerakan Shalat Subuh Berjamaah Menular pada Pelajar Muhammadiyah)
Sebagai warga Muhammadiyah, kata Haris, kita harus senantiasa menjaga tali persatuan dan keutuhan NKRI. “Kenapa? Karena Muhammadiyah meyakini bahwa tidak ada negara di republik Indonesia kecuali NKRI,” kata dia.
Sebagai tindakan nyata, Haris mengajak menjadikan gerakan shalat shubuh berjamaah sebagai momentum untuk percepatan peningkatan iman dan taqwa. ”Kita juga harus mendorong umat agar berdaya dan berdikari di bidang ekonomi.”
Ketua Pimpinan Ranting Jajartunggal Ferry Yudi Antonis Saputro SHI MPdI mengatakan, gerakan shalat subuh berjamaah ini merupakan follow up dari kegiatan studi banding ke Masjid Jogokariyan beberapa hari yang lalu. “Semoga Masjid At Taqwa semakin makmur. Pada pertemuan kedua nanti, mudah-mudahan jumlah jamaah bisa 2 kali lipat. Jika hari 150 orang, insyaallah nanti bisa 300 jamaah.”
(Baca juga: Gerakan Subuh Berjamaah, Waketum MUI Jelaskan Kemunculan Islam Normatif dan Islam Sejarah)
Sebagai Ketua PRM Jajrtunggal, dia juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu kesuksesan acara ini, termasuk kepada Soekarno Hatta, wali murid SD Muhammadiyah 15 kelas 3. “Juga pada Bu Nur dan Bu Ndari yang mengomandani kegiatan ini.”
Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wiyung Mationo MA, dalam sambutannya menagatakan, spirit gerakan shalat subuh ini adalah spirit kebangkitan untuk umat yang berkemajuan “Semoga kita bisa menjadikan masjid sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan umat.” (MN)