Menyikapi Perbedaan
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Prof Dr Biyanto MAg mengatakan, perbedaan penetapan Idul Adlha 1443 Hijriah ini harus disikapi dengan semangat saling menghormati dan menghargai.
“Apalagi sejauh ini, kita sudah sangat sering mengalami perbedaan. Termasuk perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan, awal Syawal, dan hari raya Idul Adlha,” ujarnya pada PWMU.CO, Rabu (29/6/22) malam.
Dia menegaskan, warga Muhammadiyah dan umat Islam lainnya yang melaksanakan shalat Idul Adlha pada 9 Juli 2022, agar untuk tetap mengedepankan persaudaraan dan persatuan. “Pesan yang sama juga ditujukan pada yang melaksanakan shalat Idul Adlha pada 10 Juli 2022.” kata dia.
Perbedaan itu, sambungnya, jika disikapi dengan dewasa akan indah. “Dalam suatu kata bijak dikemukakan: ikhtilafu ummaty rahmah (perbedaan di kalangan umatku adalah rahmat),” tegasnya.
Guru Besar UINSA Surabaya itu menekankan, perbedaan yang menghadirkan rahmat itu akan menjadi kenyataan jika yang berbeda itu adalah orang-orang yang terdidik atau terpelajar. “Pada konteks inilah kita penting mengedukasi umat agar lebih dewasa dalam menyikapi setiap perbedaan,” tuturnya.
Biyanto menambahkan, meski terjadi perbedaan, umat dianjurkan tetap menjadikan Idul Adlha tahun ini sebagai momentum berbagi pada sesama.
“Apalagi faktanya bangsa ini masih dalam suasana pandemi. Karena itulah semangat berkurban untuk membantu sesama penting digelorakan. Bukan hanya untuk umat Islam, daging hewan kurban yang dirupakan dalam banyak olahan juga bisa dibagikan pada penganut agama lain. Semangatnya adalah membantu sesama,” pesannya. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni