Fungsi Dakwah
Adapun fungsi dakwah, kata Ustadz Anang dijelaskan di dalam at-Taubah ayat 122 yang berbunyi:
وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
Artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
Fungsi dakwah itu, sambungnya, untuk mengingatkan kaum dan mengajak kebaikan. Dalam mengingatkan orang lain itu juga perlu modal, yaitu menuntut ilmu. Dalam menuntut ilmu, kita harus kenal dengan istilah tafaqquh.
“Apa itu Tafaqquh? Tafaqquh itu menuntut ilmu sampai terasa lelah. Mencari ilmu itu jika belum lelah, maka ilmu itu belum bisa masuk ke dalam diri kita,” tegasnya.
Strategi yang tepat dalam membumikan dakwah lanjutnya, terdapat dalam Q.S An-Nahl ayat 125. Yang berbunyi :
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Dalam an-Nahl, menjelaskan bahwa dalam berdakwah kita harus memberikan pelajaran yang baik kepada orang lain. “Dan juga yang sangat penting itu, dalam berdakwah kita tidak boleh menyakiti,” ujarnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.