Viralkan Kebaikan
Selain menulis sendiri, Fatoni mengajak peserta agar banyak membagikan dan memviralkan berita dari sumber kredibel. Sebab, menurut pengamatan Fatoni, untuk berita media Islam, warga Muhammadiyah masih pelit ‘jempol’ (untuk klik, ketik komentar, dan membagikan).
Dengan pembaca yang banyak, lanjut Fatoni, berita akan mudah muncul di permukaan Google. “Medsos itu bisnisnya hanya ‘jempol’ (klik, ketik komentar, tekan bagikan). Deddy Corbuzier kaya karena videonya ditonton!”
Penulis buku Tuhan yang Terpenjara itu berpesan, “Kalau ada kebaikan maka sebarkan, kalau ada keburukan maka hentikan! Dakwah digital termasuk amar makruf ketika kita membagikan kebaikan.”
Dia mengungkap, “Prinsipnya di internet itu seperti khalidina fiha abadan (kekal di dalamnya selama-lamanya). Kebaikan yang Bapak Ibu kirim di internet itu akan ‘abad’i.” Kepada PWMU.CO, Senin (4/7/22) Fatoni menyampaikan, ungkapan itu dia dapatkan kali pertama dari Rohman Budijanto, Penasihat LIK PWM Jatim.
Maksudnya, konten yang dibuat atau bagikan itu bisa disebarkan orang lain, sehingga tetap meninggalkan jejak digital meski sang pembuat telah menghapusnya. Begitupula konten keburukan, jejaknya di internet akan abadi. “Misal belum hijab, fotonya disebarkan di internet. Kalau sudah hijrah, malu, kan?” ucapnya.
Kepada para jamaah, Fatoni juga berpesan, “Gunakan internet untuk dakwah kebaikan. Omongan jelek-jelek, bertengkar sama tetangga gak usah di-upload! ‘Nyanyi’ di WhatsApp pakai status, itu nanti di screenshot sama orang sebagai bukti!”
Dia juga mengingatkan jamaah agar berhati-hati menahan jempolnya untuk menyindir tetangga lewat media sosialnya. Dia menegaskan, “Jangan upload! Nanti getun (menyesal), gak bisa dihapus,” imbuhnya.
Fatoni akhirnya mengimbau, “Sekarang, masjid ini harus meningkatkan dakwah digitalnya karena peran media sosial begitu besar!” (*)