Jangan Sampai Sekolah Ini Dikendalikan Isu; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Ketua Majelis Dikdasmen PCM GKB Gresik Nanang Sutedja SE MM membuka School Meeting Points ketiga di Averroes Hall SD Mugeb, Kamis (7/7/22) pukul 06.00 pagi.
Kegiatan ini diikuti anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB, kepala sekolah, wakil, dan koordinator dari guru maupun karyawan SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb). Sebagian wali kelas dan guru terpilih juga hadir di sana.
Nanang—sapaannya—menekankan, rapat ketiga dari total empat rapat kerja bersama masing-masing sekolah yang pihaknya kelola itu digelar karena pentingnya koordinasi dan kerjasama semua pihak.
“Saya berharap dari pertemuan ini nanti menghasilkan hal-hal positif untuk perencanaan setahun ke depan, tahun pelajaran 2022-2023,” harap pria kelahiran Gresik, 24 Juli 1965 itu.
SD Mugeb Tulang Punggung
Dalam kesempatan itu, Nanang menyampaikan lima hal dasar pedoman pelaksanaan pelayanan di SD Mugeb yang dia nilai sebagai sekolah unggulan, bahkan lebih. “Sebagai sekolah rujukan, sekolah ramah anak, dan sekolah penggerak. Punya sejarah kesuksesan yang panjang,” ungkapnya.
Dengan identitas luar biasa itu, ditambah juga berperan sebagai backbone (tulang punggung) Mugeb Schools, Nanang menyadari, “Bapak Ibu yang sekarang di lingkungan SD Mugeb tentu punya peran yang tidak ringan.”
Karena itu, sebagai tulang punggung, dia menegaskan SD Mugeb tidak boleh punya masalah yang menghambat jalannya layanan pendidikan. “Kalau bakcbone bermasalah, nanti tidak bisa menopang berdiri dengan baik,” tambah dosen luar biasa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unesa dan Universitas Muhammadiyah Gresik itu.
Nanang juga menerangkan filososfi tema rapat kerja beyond transformation. Katanya, berarti ada perubahan yang lebih dari sekadar berubah. “Berubahnya total! Berubah bentuk, kultur, budaya digital,” urainya.
Komunikasi
Berharap bisa memanajemeni guru dan karyawan SD Mugeb dengan baik sehingga terhindar dari munculnya sikap sak karepe dewe (semaunya sendiri), maka Nanang menekankan pentingnya komunikasi.
“Pastikan sekolah punya komunikasi yang baik! Tidak ada alasan, semua pasti punya alat komunikasi. Ini sumber bagaimana kita bisa efektif mengelola organisasi,” tuturnya.
Dalam komunikasi, Nanang mengungkap pentingnya aspek kecepatan yang jadi bagian perilaku atau budaya organisasi. “Quick response! Jangan sampai Pak Ari mengundang jam 7.00 kumpul, baru dibuka jam 11.00,” imbau pria yang kini juga aktif sebagai konsultan itu.
Baca sambungan di halaman 2: Kolaborasi