Promosi seperti ini bikin sekolah Muhammadiyah kurang maju. Liputan Mahyuddin, kontributor PWMU.CO dari Kabupaten Sidoarjo.
PWMU.CO – Sekolah swasta tidak perlu lagi memposisikan diri di bawah negeri, demikian yang disampaikan Dr Hidayatulloh MSi pada peserta konsolidasi Pimpinan Persyarikatan dan amal usaha Muhammadiyah (AUM), Rabu (6/7/22).
Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), itu menyatakan hal tersebut dalam kegiatan yang menghadirkan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Abdul Mu’ti MEd. Acara berlangsung di Auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus I Umsida.
Hidayatulloh berharap semua jenjang pendidikan memiliki pemahaman yang tepat terhadap posisi lembaga pendidikannya. “Kami berharap di semua jenjang pendidikan ini ada pemahaman yang tepat. Mohon maaf, sekarang ini masih banyak sekolah-sekolah Muhammadiyah yang siswanya belum penuh,” ujarnya.
Padahal, lanjut dia, dua pekan lagi sudah masuk tahun ajaran baru. “Saya menilai ada sedikit kesalahan kita dalam memosisikan lembaga pendidikan kita, yang itu juga memengaruhi masyarakat kita. Apa itu?,” tanyanya.
Promosi Seperti Ini
Dia melanjutkan, bahwa hampir sebagian besar minat lembaga pendidikan Muhammadiyah mempromosikan sekolahnya, kalau siswanya banyak diterima di perguruan tinggi negeri atau banyak diterima di sekolah negeri, kenyataannya seperti itu.
“Padahal kalau kita melihat dengan benar, harusnya tidak seperti itu. Kita tidak perlu lagi memposisikan swasta di bawah negeri. Karena kebijakan pemerintah sudah tidak ada bedanya antara negeri dan swasta, yang membedakan adalah status akreditasi yang dicapai perguran tinggi dan sekolah itu,” jelasnya.
Lebih lanjur Rektor Umsida tersebut menyampaikan, jangan sampai ketika kita mengumumkan lulusan sekolah yang diumumkan hanya yang diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) untuk SMA atau SMK. Sementara SMP hanya yang diterima di SMA negeri.
“Prof Haedar Nashir sangat menginginkan di banyak kesempatan, sekolah-sekolah Muhammadiyah bisa masuk 100 besar. Kita tidak bisa masuk itu karena salah kita sendiri, lah anak-anak kita yang hebat-hebat di dorong masuk negeri, tidak didorong ke sekolah Muhammadiyah, tidak didorong ke perguruan tinggi Muhammadiyah,” tuturnya.
Sampai kapanpun, sambungnya, kalau mindset kita seperti itu, harapan ketum PP itu tidak bisa terwujud. “Karena larinya anak-anak hebat itu ke sekolah negeri dan perguruan tinggi negeri,” paparnya.
Hal tersebut, menurutnya, tidak boleh meninabobokan kita yang di sekolah swasta atau di perguruan tinggi Muhammadiyah. “Kita harus dipacu untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di masing-masing jenjang, inilah perlunya sinergitas,” ungkapnya.
Bendaraha Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, itu berharap agar Muhammadiyah dapat mewarnai. “Semoga konsolidasi Pimpinan Persyarikatan dan AUM bisa menjadikan Muhammadiyah betul-betul memberi warna, yang jauh lebih besar lagi untuk saat ini dan jauh ke depan,” harapnya. (*)
Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.