PWMU.CO – Khutbah di Batam, Sekjen MUI Ingatkan Pentingnya Perjuangan Meraih Kemuliaan. Shalat Idul Adha di Kota Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (9/7/22) dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr Amirsyah Tambunan, sebagai imam dan khatib. Dia menyamampaikan khutbah bertema: Perjuangan Umat dan Bangsa untuk Meraih Kemulian dan Kemenangan.
Ribuan jamaah memadati lapangan parkir Sport Hall Temenggung Abdul Jamal, tempat shalat Idul Adha diselenggarakan. Tidak hanya jamaah yang berbaris rapi, mobil pun tampak diparkir rapi di belakang shaf laki-laki dan oerempuan. Seolah-olah menjadi ‘jamaah’ ketiga.
Buya Amirsyah, sapaan akrab Sekjen MUI itu, mengatakan, sungguh pun terdapat perbedaan penyelenggaraan shalat Idul Adha tahun ini, pasti ada hikmah dalam kebaikan. Dia lalu mengutip surat al-Baqarah ayat 269:
يُّؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.
“Allah sumber kebaikan untuk memberikan hikmah, yaitu kemampuan untuk memahami rahasia-rahasia syariat agama dan sifat bijak berupa kebenaran dalam setiap perkataan dan perbuatan kepada siapa yang Dia kehendaki,” ucapnya.
Dia menjelaskan, salah satu cara umat Islam memperoleh kebaikan pada momentum 10 Dzulhijah adalah mengumandangkann takbir, tahlil, dan tahmid ke angkasa. Hal itu sebagai bentuk rasa syukur oleh jutaan manusia kepada Allah dan pengakuan sebagai hamba Allah serta pernyataan untuk selalu taat kepada-Nya.
Di waktu yang sama, hari ini di Kota Suci Mekah, umat Islam dari berbagai penjuru dunia hadir menunaikan ibadah haji, memenuhi panggilan Allah.
“Sungguh bahagia. Saudara-saudara kita yang saat ini mendapat panggilan untuk melaksanakan ibadah haji semoga memperolah haji mabrur,” ujarnya.
Mereka, kata Buya Amirsyah, telah memanfaatkan momentum yang telah diberikan Allah dengan sebaik-baiknya dalam memperolah kebaikan di tengah banyaknya umat manusia yang tersesat dalam kezaliman dan kemungkaran.
“Sungguh banyak kesempatan yang Allah berikan kepada manusia untuk memperolah amal kebajikan, tetapi kenapa jiwa dan hatinya belum terpanggil melaksanakan kebajikan?” tanyanya retoris.
Memang, sambungnya, haji adalah ibadah yang berat. Sebab haji memadukan antara ibadah jiwa, raga, dan harta. Karena itu, siapapun hendaklah melangkah dengan cepat, dan jangan menunda-nunda manakala telah mampu untuk melaksanakannya.
“Karena melaksanakan haji berarti akan mendatangkan banyak kebajikan sebagai ganjaran haji mabrur,” tutur dia, yang kemudian mengutip hadits riwayat Ahmad, Hakim, dan Abu Dawud dari Ibu Abbas.
Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa hendak mengerjakan haji, maka bersegeralah, karena dia mungkin akan sakit, hilang kesempatan dan kebutuhan lain.
Ibrah dari Peristiwa-Peristiwa Ini
Buya Amirsyah mengatakan, untuk memperkuat landasan umat dalam berjuang harus mengambil ibrah kepada sejumlah peristiwa.
Pertama, Allah telah memberikan hikmah berupa keteladanan pada momentum Idhul Adha yakni perjuangan Nabi Ibrahim alaissalam, yang dengan pengorbanannya telah berhasil mewujudkan ibadah haji dan syariat penyembelihan hewan kurban bagi orang-orang mukmin sampai sekarang.
Allah berfirman yang artinya:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ
Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
“Di hari yang bersejarah ini, kita diingatkan kembali kepada perjuangan dan pengorbanan Nabi Ibrahim alaihissalam, dan juga nabi-nabi yang lain, dalam menghadapi setiap tantangan dan cobaan, baik yang datang dari dalam diri maupun masyarakat sekitarnya,” terangnya.
Dia menegaskan, pPelajaran yang dapat kita petik adalah semakin kuat iman seseorang semakin besar pula cobaan dan ujian yang dihadapinya. Ibarat sebuah pohon, semakin tinggi batangnya, maka semakin besar pula angin yang menerpanya.
Baca sambungan di halaman 2: Perjuangan dan Pengorban Ibrahim