Nabi Ibrahim dan Pentingnya Pendidikan Tauhid; Liputan Mahfudz Efendi, kontributor PWMU.CO.
PWMU.CO – Jamaah shalat Idul Adha di Lapangan Timur Masjid At Taqwa Perguruan Muhammadiyah Giri, Sabtu (9/7/2022), diajak meneladani perjuangan Nabi Ibrahim tentang pentingnya pendidikan tauhid.
Dr H Eko Asmanto MA, sang khatib, menyampaikan betapa besar jasa dan keteladanan Nabi Ibrahim. “Sebagai ‘founding father’ tauhid Nabi Ibrahim mengajarkan perjalanan spiritual dengan kalimat tauhid,” kata Sekretaris Lembaga Pengembangan Pesantren (LPP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini.
Dia mengatakan, pengorbanan untuk mencari solusi atas berbagai masalah problematika hidup kita semestinya kita kembalikan pada Allah yang maha segalanya.
“Karena esensi ketauhidan adalah kembali pada Allah. Ibrahim yang bergelar khalilullah (kekasih Allah) dan abul anbiya (bapaknya para Nabi) ini mau belajar dari bukti kemahabesaran-Nya, sebagaimana tercantum dalam al-An’am 75-79,” terangnya.
Sang khalilullah, sambung dia, juga mengajarkan pendidikan untuk berpikir dan ber-muhasabah.
Pendidikan berkeyakinan akan Allah SWT yang maha atas segala yang di langit dan di bumi dibuktikan dengan meninggalkan anak istrinya di lembah kering tak berkehidupan.
“Di saat itu seakan Ibrahim tengah mendidik keluarganya untuk berkeyakinan akan kemahabesaran Allah seperti keyakinannya,” ujarnya.
Mengajarkan Tauhid
Tauhid Nabi Ibrahim, lanjut dia, tidak sekadar bertauhid, tapi juga mau belajar dan mengajarkan pendidikan tauhid itu khususnya untuk keluarganya. “Tugas yang diajarkannya dalam keluarga, menjadikan keturunannya menjadi bagian sosok bertauhid,” ujarmya.
Eko Asmanto menjelaskan, dua peribadatan yang senantiasa melekat pada sosok khalilullahdan abul anbiya ini adalah: ibadah haji dan kurban. “Hijr Ismail, maqam Ibrahim, air Zamzam, dan perintah kurban adalah jejak tauhidnya,” katanya.
Dia juga menekankan pentingnya bertauhid bukan sekadar kurban, apalagi pengorbanan bukan karena lillahi, dan mementingkan kebutuhan yang lain dibandingkan kecintaan pada Sang Khaliq. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni