Jembatan Temukan Keistimewaan Anak
Kepala TK Muslimat NU 29 Luluk Madaniyah SPd pun bersyukur bisa hadir di sana guna menindaklanjuti pembicaraan sebelumnya. Dia mengucap, “Matur nuwun sanget undangan hari ini. Saya pertama masuk di RC.”
Dia juga mengungkap perasaannya, “Kami diberi kesempatan memahami ada keistimewaan putra-putri kami yang belum terlihat, kami sangat bangga dan senang sekali.”
“Insyaallah kita akan lihat keistimewaan putra-putri kita. Kita patut berbangga hati. Ini adalah momen baik dan Insyaallah putra-putri yang banyak keistimewaan ini banyak terlihat dengan identifikasi nanti,” lanjutnya.
Dia berharap, “Mudah-mudahan kebersamaan kita ini meningkatkan rasa syukur kita.”
Kemudian, Direktur PLPK Smamio Ika Famila Sari SPsi menerangkan, “Hari ini, kami biro psikologi yang membantu mengidentifikasi keistimewaan dari anak-anak kita semua. Ayah dan bunda tidak perlu berkecil hati atas keistimewaan yang ananda miliki.”
Dia menegaskan, “Yang terpenting, orangtua memahami kebutuhan spesial ananda dan terus menstimulasi kebutuhan ananda, sehingga bisa memberi pendampingan optimal.”
“Jangan berkecil hati melihat kondisi ananda saat ini. Dengan ikhlas menerima dan memberi yg terbaik, Insyaallah akan kita optimalkan keistimewaan itu hingga ananda dewasa nanti,” imbuhnya.
Akhirnya Ika menekankan, “Bukan kekurangan, tapi kelebihannya yang kami petakan. Supaya bisa jadi jembatan bagi kita semua aspek mana yang bisa kita kembangkan optimal.”
Anak Istimewa
Di tengah mereka menyampaikan sambutan, ada Bintang—bukan nama yang sebenarnya—dari salah satu TK yang berjalan-jalan di antara kursi guru dan orangtua. Bukan tanpa alasan, dia berkeliling sambil membagikan segelas air mineral kemasan.
Meski beberapa kali orangtuanya meminta dia duduk tertib di kursi, Bintang tetap berhasil meloloskan diri. Dia mengambil gelas air kemasan di meja depan, lalu membagikannya ke satu per satu orangtua maupun guru yang hadir sambil tersenyum manis. Setelah memastikan ada gelas air minum di meja semua peserta, barulah dia duduk di kursinya.
Ika—sapaan akrab sang Direktur PLPK—menyatakan, “Itulah salah satu bukti keistimewaan anak, Allah memberinya kelebihan pada kematangan kecerdasan emosi dan sosial, sehingga dia peka dan peduli pada sekitarnya.”
Siswa lainnya, Zafran—bukan nama sebenarnya—dari TK yang lain pun mengejutkan peserta. Bocah yang awalnya tak mau masuk ke Aula karena masih asyik menyalurkan energi fisiknya di arena playground itu ternyata mampu menghafal adh-Dhuha.
Dia sukses menyelesaikan hafalannya dengan penuh percaya diri di hadapan seluruh peserta pagi itu, dengan sang guru memegangi tangannya agar tak berlarian. Masyaalah! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni