Resmikan Masjid Al-Khoory UMG, Haedar Nashir: Muhammadiyah Tak Akan Jadi Benalu Negara; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir MSi meresmikan Masjid al-Khoory Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) KH Faqih Oesman, Senin (11/7/22) bakda Dhuhur.
Siang itu, Prof Haedar—sapaannya—menandatangani prasasti peresmiannya. Sebelum tanda tangan di tengah lantai satu masjid itu, dia menyampaikan, “Saya bersama Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim MA dan Rektor Universitas Muhammadiyah Gresik Dr Eko Budi Leksono ST MT, serta Ketua PDM Gresik (Muhammad In’am) dan anggota dewan (DPR RI) kita Prof Dr H Zainuddin Maliki MSi.”
“Dan seluruh keluarga besar UMG dan peryarikatan Muhammadiyah Gresik pada hari ini, 11 Juli 2022 atau 12 Dzulhijjah 1443 H, dengan mengucap ‘bismillah’ meresmikan Masjid al-Khoory Kampus Universitas Muhammadiyah Gresik ‘KH Faqih Oesman’,” ujarnya.
Kemudian dengan mengucap basmallah, Prof Haedar menandatangani prasasti tersebut. Dia juga menuliskan pesan, “Masjid Al-Khoory Faqih Oesman diharapkan menjadi pusat pembinaan generasi khairu ummah dan pusat kemajuan umat.”
Tak ketinggalan, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr M Saad Ibrahim MA juga menuliskan pesan, “Bismillahirrahmanirrahim, dari Masjid Al-Khoory ini keadaban bangsa dikhitbahkan!”
Pusat Berbagai Aktivitas
Kepada PWMU.CO dan wartawan lainnya, Prof Haedar menyampaikan dua hal terkait peresmian masjid kampus itu. Pertama, Prof Haedar menekankan, masjid kampus punya fungsi penting untuk membina akhlak mulia para insan kampus.
“Maupun juga tempat pusat ibadah masyarakat Gresik, khususnya untuk umat Islam. Sekaligus menjadi pusat Islam berkemajuan, yang mujahidin,” imbuhnya.
Melihat langsung perkembangan pembangunan masjid yang berlokasi di Jalan Sumatera 101 GKB Gresik itu, Prof Haedar pun bersyukur. “Alhamdulillah tinggal finishing yang bagian atas,” ujarnya.
Menurutnya, masjid itu bisa dijadikan pusat berbagai aktivitas. Dia menuturkan, “Bukan hanya untuk shalat berjamaah tapi juga kajian-kajian keislaman, pembinaan mahasiswa, dan pusat aktivitas masyarakat Muslim membangun kekuatan sebagai umat terbaik.”
Selain itu, kata Prof Haedar, masjid itu juga menjadi masjid yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam berkemajuan, cinta damai, persatuan, serta memajukan jalinan ukhuwah dengan lintas masyarakat.
“Tentu bagian dari salah satu contoh masjid-masjid di Indonesia sebagaimana diperintahkan Allah, menjadi pusat membangun ketakwaan,” imbuhnya.
Maka menurutnya keliru kalau masih ada persepsi, karena satu dua kasus, masjid jadi anggapan dan stigma radikal. “Itu jauh dari realitas dan harus kita jadikan catatan jangan sampai ada generalisasi yang membuat orang tidak nyaman dan tidak punya persepsi positif,” jelas Haedar.
Bahkan, dia menegaskan, masjid punya sejarah panjang membantu Indonesia.
Baca sambungan di halaman 2: Tingkatkan Kualitas Kampus