Bukan Tradisi Muhammadiyah: Merengek-rengek atau Memaksa untuk Dibantu; Liputan Kontributor PWMU.CO Gresik Aries Kurniawan dan Sayyidah Nuriyah.
PWMU.CO – Usai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr KH Haedar Nashir MSi mengungkap tiga etos dasar Bermuhammadiyah, dia menambahkan empat etos dalam konteks yang sudah jadi tradisi.
Kata Prof Haedar, Muhammadiyah maju karena ada etos kemandirian. Saat ada bencana, Muhammadiyah pasti datang ke setiap tempat untuk berbagi. Bukan hanya untuk Muhammadiyah tapi juga untuk orang banyak. “Itu kalau diakumulasi sudah triliulan rupiah,” ungkapnya.
Etos ini berprinsip tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. “Etos ini harus terus kita bangun!” imbaunya dalam pengajian Penguatan Kemuhammadiyahan di lantai 8 Hall Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Senin (11/7/2022).
Etos Kemandirian
Dengan etos mandiri itu, lanjut Prof Haedar, Muhammadiyah bisa maju, bahkan memancing orang lain, termasuk pemerintah untuk membantu. “Tidak mungkin pemerintah bantu kita kalau kita tidak layak dibantu,” ujarnya.
Dia menekankan, “Layak dibantu itu karena kita jujur, insyaallah amanah, dan tidak pernah merengek-rengek, tidak pernah memaksa orang untuk bantu, apalagi mengancam. Itu bukan tradisi Muhammadiyah.”
Prof Haedar pun kembali menegaskan, Muhammadiyah layak dibantu pemerintah. “Karena apa yang bapak ibu pemerintah beri kepada Muhammadiyah itu akan kami kembalikan untuk masyarakat luas,” imbuhnya.
Muhammadiyah Hadir sebelum Pemerintah
Di daerah terjauh di Jawa Timur maupun Indonesia, kata Prof Haedar, selama ini sudah banyak yang Muhammadiyah dan Aisyiyah lakukan. “Di saat pemerintah saat itu belum hadir, kita hadir!” ungkapnya di hadapan sivitas akademika UMG, termasuk kontributor PWMU.CO.
Dia mencontohkan situasi di pulau Ara, Papua Barat, yang masyarakat sulit mengenyam pendidikan karena jauhnya sekolah. ‘’Di sana hanya ada SD Inpres warisan Pak Harto, lalu Aisyiyah mendirikan TK ABA yang siswanya ada yang Muslim, ada yang nonmuslim,” tambahnya. Selain itu, Muhammadiyah mendirikan SMP dan SMA. “Alhamdulillah masyarakat tidak perlu repot ke luar pulau.
Dia menekankan, itulah bukti Muhammadiyah membangun dengan semangat kemandirian. “Harapan kita, biar pun mandiri, kalau mau membantu (Muhammadiyah) jangan ragu-ragu! Jangan yang mandiri tidak dibantu, yang minta-minta malah dibantu,” tuturnya.
“Negara harus adil. Karena, kata Bung Karno, negara didirikan untuk semua, tidak untuk satu golongan,” tambahnya.
Dia yakin, Insyaallah para pejabat negara dari pusat sampai bawah paham tata cara memimpin negara seperti itu.
Baca sambungan di Halaman 2: Etos Membangun Sistem
Discussion about this post