Mengelola Sekolah: Inovasi atau Mati, Trendsetter atau Follower? Liputan Candra Dwi Aprida, kontributor PWMU.CO Trenggalek.
PWMU.CO – Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Trenggalek menggelar Seminar Pendidikan Strategi Pengembangan Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah di Gedung Bhawarasa Trenggalek, Senin (25/7/22).
Seminar digelar usai acara pelantikan tujuh kepala sekolah dan madrasah Muhammadiyah Kabupaten Trenggelek.
Menghadirkan narasumber Isa Iskandar SSi MPd, mantan Kepala SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik, seminar ini diikuti oleh para guru dari sekolah dan madrasah yang kepala sekolah atau madrasah dilantik pada waktu itu.
Iskandar menjelaskan, pilihan dalam pendidikan sekarang hanya ada dua. Yaitu innovation or die. Inovasi atau mati. Dia mencontohkan, seperti komodo yang ternyata tidak hanya ada di Indonesia. Namun juga ada di Australia. Hal tersebut dapat terjadi karena di negara itu komodo dapat beradaptasi.
“Begitupun juga sekolah kita, kalau hari ini tidak adaptasi maka bulan depan, tahun depan, sekolah kita akan innailaihi,” guraunya.
Banyak kasus di sekolah, lanjutnya, pada tahun ajaran baru hanya mendapatkan satu siswa. Ada juga pada satu tahun atau dua tahun tidak mendapatkan siswa. Dari peristiwa tersebut, maka bisa dipastikan itu semua tergantung innovation or die.
“Bapak Ibu, sekarang kalau masuk sekolah jam berapa? Setelah kegiatan ini, masuklah jam lima, pulang jam empat. Kalau ke sekolah berangkat jam tujuh pulang jam dua, maka sekolah kita akan dihuni oleh makhluk halus,” candanya.
Menurutnya, upaya adaptasi harus dilakukan mulai sekarang. Zaman yang semakin maju, seseorang atau sekolah tidak bisa melawan adanya perubahan. Justru perubahan itu yang harus diadaptasi sesuai keadaan.
Isa bertanya, berapa PPDB yang sekolah tampung tahun ini? Kalau targetnya 100, apakah sudah mencapai target? Apakah hanya dapat 75? “Kalau hanya dapat 75, maka bapak ibu jangan masuk jam tujuh, tapi jam lima!” tegasnya lagi.
Menurutnya, prinsip sebuah perubahan harus diikuti dengan perubahan yang lainnya. Gunakan cara baru untuk memperoleh hal yang baru.
“Seperti ini, kalau kita cara PPDB-nya tahun ini sama dengan cara PPDB tahun lalu, maka jangan berharap! Kita butuh perubahan dan inovasi bapak ibu,” tuturnya.
Baca sambungan di halaman 2: Trendsetter Vs Follower