Trendsetter Vs Follower
Pada bagian lain Isa Iskandar menjelaskan pilihan kedua: trendsetter (pencipta tren) atau follower (pengikutnya) menyebutkan berbagai ciri personil yang termasuk trendsetter, yaitu mau capek, mau lelah, mau letih high effort, tidak cepat puas, tidak di zona nyaman, tidak baper, dan punya goal, target.
“Selain itu, fokus ke yang ini. Tidak bikin daftar keluhan. Tapi bikin solusi. Ini penting Bapak Ibu. Untuk kepala sekolah dan juga guru-guru harus diperhatikan!” tegasnya.
“Kalau kita tipe follower, PPDB kita akan tutup bulan Desember. Kalau Bapak Ibu hanya manut, berkas tinggal foto copy. Itu tidak akan menjadi trendsetter,” jelas Isa.
Menjadi trendsetter juga harus berani berbeda, serta menempati posisi mau dan mampu. “Menjadi trendsetter itu datang sebelum Subuh, pulang setelah orang tidur! Kita harus diferensiasi, berani berbeda,” ujarnya.
Terakhir ia menambahkan, kepala sekolah yang sudah dilantik jangan banyak sambat(mengeluh). Tetapi, jadilah solusi dan perbanyak literasi.
“Jangan sambat, bikinlah solusi. Bapak/ibu datang membawa solusi, bukan membawa sambat. Untuk menjadi solusi, bapak ibu juga harus banyak literasi,” imbuhnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni