Kantor Redaksi PWMU.CO
Fatoni lantas menerangkan latar kontributor PWMU.CO yakni para relawan. “Ada 500-an sekarang,” ujarnya, meskipun tidak semua menulis secara bersama.
“Editornya cuma dua. Saya dan Pak Sugeng. Kemudian dibantu lima coeditor. Coeditor itu bisa mengedit, memberi indikator SEO (search engine optimization), tapi tidak bisa upload karena harus dilihat editor senior dulu,” jelasnya.
Dia mengungkap, setiap hari PWMU.CO ada target menerbitkan 20 berita. “Sekarang lebih, istilahnya turah-turah. Jadi kadang sampai nggak selesai. Kenapa?” tanya dia retorik.
“Karena tujuh orang (editor dan coeditor) itu bukan pegawai PWMU.CO. Saya dan Pak Sugeng ya relawan,” ujarnya. Yang dimaksud Pak Sugeng ialah Sugeng Purwanto, Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Sugeng Purwanto yang juga editor senior PWMU.CO).
Mereka punya pekerjaan masing-masing. Pagi itu, katanya, dirinya tidak ke kantor percetakannya Cakrawala Print di Berbek, Waru, Sidoarjo. Lalu dia menerangkan profesi liam coeditornya. “Ada yang pedagang pupuk Pak Sugiran (di Situbondo), guru PNS Sidoarjo Pak Darul (Darus Setiawan), ada Kepala SD Muhammadiyah Manyar Gresik, Bu Vita (Ria Pusvita Sari), guru Spemdalas Gresik yang sekarang pergi haji Pak Arif (Ichwan Arif), dan Bu Nely (Nely Izzatul tinggal di Yogyakarta),” urainya. Fatoni juga menyebutkan sosok di balik layar, IT Support, Syahroni Nur Wachid yang ahli memviralkan berita.
Dengan jujur dia mengaku kaget ketika ada yang mau berkunjung ke PWMU.CO, “Kantor PWMU.CO di mana?” Akhirnya dia menegaskan, “Kantor PWMU.CO ya di rumah, HP, atau laptop masing-masing.”
Seperti dirinya, tidak ada pegawai profesional PWMU.CO. “Sehari-hari, pagi tadi sudah nerbitkan. Nanti di kantor saya sambi. Pulang nerbitkan lagi. Di sela-sela kesibukan kita sempatkan. Begitu pula dengan yang lain. Kita berdakwah untuk syiarkan Muhammadiyah,” ujarnya.
Dia menerangkan, mereka ke Kantor PWM Jatim itu kalau ada rapat saja. “Kalau tidak ada permintaan kunjungan kita nggak ke sini,” tambahnya.
Baca sambungan di halaman 2: Media Mainstream