Media Mainstream
Kenapa PWMU.CO harus hadir dan berjuang jadi media yang mainstream? Untuk menjawab pertanyaan itu, Fatoni mengajak peserta membayangkan sebagai orang awam yang belajar dari Google.
“Cari satu kata sama yang sama: hukum pacaran dalam Islam,” ajaknya.
Dari hasil pencarian mereka menunjukkan, yang menjawab dan muncul di Google paling atas adalah web non-Islam seperti Kumparan dan CNN. “Mana web Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam? Nggak jawab, ‘kan?” tanya Fatoni retoris.
Adapun web Muhammadiyah.or.id ada, tapi muncul paling bawah di halaman satu Google. Dia menegaskan, “Harusnya siapa yang jawab? Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam yang memberi jawaban atas pertanyaan di Google.”
Kenapa tidak ada? Fatoni menerangkan karena tidak ada yang menulis atau membuat konten tentang hal-hal yang biasa orang awam tanyakan.
“Termasuk PWMU.CO, belum pernah menulis hukum pacaran karena dianggap sudah biasa. Ternyata media lain masih menulis dan kalau dicari muncul di permukaan Google,” ujarnya. Tapi Fatoni bangga karena dalam pencarian konten soal hukum celana cingkrang di Googe, PWMU berada di nomor dua di bawah akurat.co dań rumaysho.com. Beberapa pencari lain, PWMU.CO di halaman satu bahkan nomor 1.
Direktur Kanzun Book itu akhirnya menyarankan, mahasiswa membuat konten yang tidak hanya seputar masalah sekarang. “Masalah yang kira-kira beberapa tahun ke depan, misal bagaimana akad nikah di planet Mars gitu ya? Itu pasti ada yang tanya,” ujarnya, setengah bercanda (*)