Lomba Tartil Irama Hijaz
Beda halnya dengan pelatihan desain konten. Lomba tartil menjadi serangkaian acara milad karena merupakan salah satu program kerja Departemen Dakwah.
Program itu sebenarnya peralihan lomba pidato untuk tingkat SD/MI dan lomba hafalan surat pendek untuk KB/TK. Lomba sengaja diubah sebab masa akhir tahun sekolah bulan lalu langsung disusul liburan semester. Maka tak memungkinan jika mengadakan lomba untuk pelajar.
Penanggung jawab lomba tartil irama hijaz Maftuchatus Saidah SPd menjelaskan, lomba tartil terpilih lantaran beberapa bulan sebelumnya—selama pandemi—Departemen Pendidikan dan Departemen Dakwah PDNA Kabupaten Gresik melaksanakan program tahsin al-Quran dengan metode tajdied.
“Metode tajdied merupakan metode membaca al-Quran yang digunakan Muhammadiyah sebagai upaya untuk mengembangkan sistem pendidikan al-Quran secara komperehensif,” terangnya.
Dia juga menjelaskan, dalam metode tajdied, membaca al-Qurannya menggunakan irama hijaz. Lomba tartil dengan irama hijaz diselenggaran mulai bulan Juni hingga Juli secara online.
Peserta lomba tartil merupakan kader Nasyiah dari tingkat pimpinan ranting hingga pimpinan cabang. “Pemenang lomba diundang pada Puncak Milad NA ke-94 di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik Lantai tiga pada Sabtu (30/7/22),” ungkapnya.
Tolak Kekerasan Perempuan dan Anak
Di samping dua agenda utama itu, imbauan Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jatim ke seluruh daerah hingga ranting untuk kampanye ‘Gerak serentak tolak kekerasan perempuan dan anak’ menjadi kegiatan dadakan rangkaian milad Nasyiah.
Nurul Afianah Amd Keb menjelaskan, Nasyiah sebagai organisasi ramah sekaligus peduli perempuan dan anak. “Banyaknya aksi kekerasan pada perempuan dan anak mendorong kita sebagai kader Nasyiatul Aisyiyah untuk menyuarakan stop kekerasan pada perempuan dan anak,” ujarnya.
Ketua Departemen Sosial Kesehatan PDNA Gresik itu menjelaskan, sesuai tema milad ‘Merawat Damai, Menggelorakan Semesta’, Nasyiah yang suka perdamaian diharapkan mampu menebar manfaat di alam semesta.
Maka, PDNA Gresik menggelar aksi di tiga titik (24/7/22). Yakni di Lapangan I Love GKB, Alun-Alun Sidayu, dan Panti Ngimboh Ujungpangkah. Tujuannya, pemerataan agar setiap kader Nasyiah Gresik bisa ikut berpartisipasi di titik pusat keramaian itu.
Di sana banyak orang berkumpul untuk menyegarkan pikiran atau sekadar menghabiskan waktu disela-sela aktivitasnya. “Wilayah tersebut sudah pernah terjadi kasus kekerasan pada perempuan dan anak, khususnya di Pantai Ngimboh Ujungpangkah, di mana kita sudah pernah mendampingi kasusnya di sana,” ujarnya.
Akhirnya dia berharap, “Semoga para perempuan sadar bahwa kasus kekerasan bukanlah aib.”
Menurutnya, korban kekerasan harus membela dirinya sesuai peraturan negeri ini supaya masyarakat paham apa yang harus dilakukan ketika mendapat kekerasan. “Pastinya, semoga angka kekerasan pada perempuan dan anak menurun,” imbuhnya.
Selamat Milad Nasyiatul Aisyiyah! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/SN