Di Perkebunan Kurma Abu Faisal
Sekitar perjalanan 10 menit dari hotel, rombongan ziarah sudah sampai di Perkebunan Kurma Abu Faisal di Kota Madinah. Setelah sekitar 15 menit melihat-lihat pohon kurma yang sedang berbuah lebat, rombongan diarahkan menuju toko kurma yang terletak di area kebun kurma tersebut.
Disamping menjual puluhan jenis kurma, toko kurma Abu Faisal juga menjual oleh-oleh lain bagi para jamaah haji, seperti aneka coklat, biskuit, minyak zaitun dan lain sebagainya.
Saat sekitar 900 jamaah haji dari dua kloter tersebut tumplek blek di area toko, tentu saja toko kurma tersebut menjadi sangat ramai hiruk pikuk para peziarah. Dalam hati, saya bergumam, betapa beruntungnya pemilik toko/perkebunan kurma Abu Faisal ini saat musim haji seperti ini.
Beberapa pengunjung terlihat membeli kurma dan aneka coklat. Sedang jamaah lainnya hanya melihat-lihat. Seperti Entis, jamaah haji asal Manyar Gresik, saat ditanya PWMU.CO, dia menjawab hanya lihat-lihat saja, sebab tas bagasi sudah penuh barang belanjaan dari Mekah, ujarnya.
Ada yang menarik perhatian saya, ternyata dari puluhan pegawai di toko kurma ini, ada anak muda berwajah Indonesia. Saya pun mendekat dan dengan pede-nya saya langsung bertanya asalnya dengan bahasa Indonesia. Anda dari mana, tanyaku. Diapun menjawab dari Cianjur Jawa Barat. Selanjutnya terjadi percakapan yang cukup akrab di antara kami.
Pria muda itu bernama Diki Hadromi (30). Sudah tiga tahun bekerja di Madinah. Pekerjaan utamanya adalah koki di sebuah rumah makan di Madinah. Sedang menjaga toko kurma hanya kerja sambilan. “Kerja tiga jam (antara pukul 06.00-09.00) dibayar 100 riyal (sekitar Rp 400 ribu)” ujarnya.
Sedangkan di pekerjaan utamanya sebagai koki gajinya sebesar 2.500 riyal atau sekitar Rp 10 juta. Saat ini kurs 1 Riyal SA berkisar Rp 4.000,-
Apakah sudah menikah, tanya saya. Dia menjawab, sudah. Istrinya orang Jawa Barat juga. Saat ini ikut bersamanya di Madinah. Dan kini sedang hamil anak pertama.
Semoga keluarga mas Diki selalu diberkahi dan dalam perlindungan Allah SWT. Amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni