Bojonegoro Menjadi Daerah Program Inklusi
Nelly Asnifati menjelaskan, Kabupaten Bojonegoro dipilih Nurhayati menjadi daerah Program Inklusi Aisyiyah dengan pertimbangan yang matang. Ini merupakan program Pimpinan Pusat Aisyiyah yang bertema “Kepemimpinan Perempuan untuk Peningkatan Akses Kesehatan dan Ekonomi bagi Perempuan Dhuafa Mustadh’afin dengan Pendekatan Inklusif dan Hak Perempuan.
“Tema tersebut memberikan makna yang sangat dalam bagi ibu-ibu Aisyiyah untuk mewujudkan masyarakat Islam sejati penuh karunia, sebagaimana dalam lagu Mars Aisyiyah,” terangnya.
Dia menerangkan, dalam Program Inklusi Aisyiyah ada beberapa isu di antaranya stunting, hak kesehatan seksual dan reproduksi, perkawinan anak, dan pemberdayaan perempuan.
“Semua program akan menjadi ringan ketika kita bisa berniat ibadah karena Allah dan berbuat banyak kepada masyarakat. Ketika kita bahagia dalam melakukan kegiatan maka sesuatu yang berat terasa ringan,” ujarnya.
Nelly menyampaikan, dalam menjalani kehidupan pasti ada ujian. Kita bisa menghadapi dengan penuh kesabaran, penuh tawakal, dan kembalikan semua kepada Allah. Kemudian kita akan mendapatkan ampunan rahmat dan petunjuknya.
“Betapa bahagianya beraisyiyah,” kata dia.
Kaderisasi Aisyiyah
Dia menjelaskan, Program Qaryah Thayibah dimunculkan agar punya desa binaan dengan berkolaborasi antarmajelis. Mendatangakan pengajian bisa dengan Majelis Tabligh, penyuluhan kesehatan dengan Majelis Kesehatan, bakti sosial kemasyarakatan dengan Majelis Kesejahteraan Sosial dan seterusnya.
Agar pengelolaan daerah Program Qaryah Thayibah lebih baik seperti Program Inklusi Aisyiyah yaitu diawali dengan adanya assesmen, pendampingan terus-menerus, pembinaan berjangka, dan advokasi.
“Tim Qaryah Thayibah harus menjadi partner tim inklusi,” ujarnya.
Dia berharap terjalin kerja sama antara tim Program Qaryah Thayibah dan tim Program Inklusi Aisyiyah yang apik. Hal tersebut dapat meningkatkan kaderisasi di Aisyiyah. Masyarakat akan dikumpulkan menjadi anggota Balai Sakinah Aisyiyah (BSA).
“Program inklusi ini adalah program pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan bukan program sekali kegiatan langsung selesai. Tetapi bagaimana kita membangun jalur agar perempuan mendapatkan haknya. Ini yang menjadi tugas perjuangan Aisyiyah Bojonegoro,” tuturnya.
Salah satu peserta senang bisa mengikuti program ini. “Alhamdulillah senang sekali bisa ikut serta dalam program inklusi aAisyiyah dan Qaryah Thayibah ini. Sehingga bisa tahu banyak hal tentang stunting, perkawinan anak, kesehatan seksual dan reproduksi”, ungkap Ida Novitasari, Sekretaris Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Balen.
Acara ditutup dengan foto bersama seluruh peserta sambil mengacungkan jari kelingking sebagai tanda semangat. Yel-yel pun menyeruak: “Salam inklusi, salam tangguh selalu bahagia”. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni