Lima Ukuran Kesejahteraan
Muhammadiyah dalam menerjemahkan shalihil ‘ibad adalah Islam menjamin kesejahteraan hidup material dan spiritual. Orang baik adalah yang sejahtera material dan spiritual. Sedangkan, orang sejahtera adalah yang mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan.
“Jika dulu kita memahami ukuran sejahtera hanya tiga, kini ditambah dua, kesehatan dan pendidikan. Salah satu bentuk Muhammadiyah mendukung pendidikan adalah dengan membuka Fakultas Kedokteran di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sehingga ketika dokter kita banyak, kebutuhan masyarakat di Indonesia akan terpenuhi,” terangnya.
Di bidang pendidikan, sambungnya, Muhammadiyah berperan mewujudkan kesejahteraan duniawi dan ukhrawi dengan berhasil membuat PAUD hingga perguruan tinggi.
Ia lalu mengutip pesan dari KH Ahmad Dahlan, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”
Menurutnya, Muhammadiyah sejak awal berdiri memiliki mental kaya dan berbagi. Muhammadiyah mengajarkan jika tangan di atas lebih baik ketimbang tangan di bawah. Perintah di al-Quran sangat jelas, tegakkanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
“Cara untuk menunaikan zakat adalah dengan bersyukur. Bersyukur merasa bahwa karena kita diberi oleh Allah SWT,” terangnya
Terakhir, ia menyampaikan jika orang yang membayar zakat adalah orang yang bertakwa. Orang paling mulia adalah orang yang bertakwa. Orang bertakwa akan dijauhkan dari api neraka. Orang bertakwa adalah orang yang membelanjakan hartanya untuk membersihkan sampai sebersih-bersihnya.
“Untuk membersihkan dirinya sampai bersih-sebersih. Membersihkan dirinya dari sifat-sifat tercela. Diantaranya adalah kikir atau pelit. Kalau orang sudah bersih dari sifat kikir, maka sudah bisa melampaui dirinya sendiri. Yang dipikir bukan hanya diri sendiri, tetapi dipikirkan bagaimana tetanggaku bisa makan, bagaimana orang yatim bisa makan. Itulah kunci kebahagiaan,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni