Dua Pesan Penting
Dia lalu menyampaikan dua pesan penting. Pertama, hidup adalah sebuah proses belajar yang tidak ada hentinya, khakkal mamat. Hanya Allah yang tahu kapan kita akan lulus. Seorang Muslim dinyatakan lulus, bila wafat dalam keadaan khusnul khatimah.
“Ibnu Taimiyah menyampaikan modal utama dalam proses pembelajaran dalam kehidupan adalah kesungguhan dan keyakinan, hidup itu akan bermakna apabila orang yang hidup itu tidak hanya dalam posisi bernafas, tapi bisa membangun kehidupan, dan membangun kehidupan itu tidak bisa lepas dari ada tidaknya keyakinan dan kesungguhan,” paparnya.
Anak -anakku semua, dia melanjutkan, kalian juga berproses untuk mengawali dan kalian tidak boleh berhenti. Terus belajar, terus menghafal. Al-Qur’an itu mudah dihafal dan mudah hilang, karena itu anak-anak tidak boleh berhenti, teruslah menghafal.
Dia melanjutkan, “Tetaplah kepada kesungguhan, bahwa al-Quran itu merupakan pedoman hidup. Karena akan membawa kepada kalian kepada jalan terang benderang secara nurani dan fikriah. Anak-anak telah memilih jalan yang benar, menghafal al-Quran,” ujarnya.
Yai Fudz mengingatkan, membaca dan menghafal al-Qur’an, serta mengajarkan dan mengamalkan al-Quran adalah bagian penting dalam Islam.
Pesan kedua, Muhammadiyah bukan sekadar organisasi, tapi organisasi gerakan Muhammadiyah. Oleh karena itu siapapun yang menjadi pemimpin—baik di persyarikatan maupun amal usaha atau guru dan karyawan di amal usaha—semua harus terlibat untuk menjadikan dirinya sebagai sarana media dakwah Muhammadiyah.
“Insyaallah jika kita terlibat menjadi alat atau sarana dakwah Muhammadiyah, maka itu adalah ibadah. Apa yang kita berikan kepada Muhammadiyah itu akan kembali kepada kita sebagai penguatan lizzil Islam wal muslimin. Untuk keutamaan, kemuliaan Islam,” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni