PWMU.CO – TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) 18 yang beralamat di Kawasan Wetan Pasar Kelurahan Sukoharjo, Kota Malang mengajak murid-muridnya berkunjung ke Markas Kepolisian Resort Kota Malang, di Jalan Letjen Sutoyo Kota Malang. Kunjungan dilakukan tidak lain untuk menanamkan kedisiplinan sekaligus mengenalkan tugas-tugas polisi.
Tak urung kedatangan murid TK ABA 18 ini pun disambut dengan ramah oleh petugas dari Provost Sabhara Polres Kota Malang, Sabtu (18/2) lalu. Briptu Bismo Ellah Rahman yang bertugas mendampingi murid TK ABA 18 ini mengatakan, Kepolisian Republik Indonesia melalui program ‘Polisi Sahabat Anak’ terus berupaya untuk mendekatkan diri dengan anak-anak.
”Program tersebut fokus kepada anak-anak usia dini, dengan tujuan untuk menanamkan kedisiplinan dan memberikan proses pembelajaran tentang tata tertib berlalu lintas kepada anak-anak sejak dini,” terangnya.
Murid-murid TK ABA 18 Kota Malang kemudian diperkenalkan dengan tugas polisi, yakni sebagai pelindung, pangayom, pelayan masyarakat. AIPTU Soeran yang memandu mampu menjelaskannya dengan bahasa sederhana dan dengan metode belajar sambil bermain. Sehingga nampak dari wajah ceria dari para murid. Mereka pun tidak merasa takut ketika bertemu dengan Polisi.
”Mudah-mudahan para murid TK ABA 18 ini kelak setelah dewasa bisa lebih disiplin dan mematuhi segala peraturan perundang-undangan,” harap Soeran.
Penjelasan Soeran yang menarik menggunakan boneka untuk menggambarkan bagaimana menjaga ketertiban dan memahami peraturan lalu lintas mendapat sambutan hanggat siswa. Murid-murid TK ABA 18 ini pun antusias dan gembira menyimak paparan yang diberikan.
”Inilah yang disebut dengan pendidikan life skill atau mendidik anak agar memiliki kecakapan hidup, termasuk kecintaan akan bangsa dan negara melalui pengenalan dunia kepolisian,” ujar Nakumi, salah seorang wali murid yang ikut mendampingi.
Sementar itu, salah seorang guru TK ABA 18 Kota Illa Masaah mengungkapkan, biasanya polisi selalu menjadi sosok menakutkan bagi anak-anak. Terlebih karena para orangtua menggunakan polisi untuk menakut-nakuti anak jika rewel atau nakal. Akan tetapi dengan program Polisi Sahabat Anak persepsi itu berubah positif. Terlebih anak-anak dikenalkan dengan berbagai hal, seperti tugas polisi, rambu-rambu lalu lintas, dan lainnya.
”Keakraban anak-anak juga terlihat jelas ketika polisi mengajak beryanyi sambil memperkenalkan 12 gerakan pengaturan lalu lintas dan mengajarkan rasa cinta Tanah Air,” ujarnya. (uzlifah/aan)