Berpusat pada Murid
Keinginan Nurul mengikuti lomba ini mula-mula berawal dari pengamatannya selama ini tentang pembelajaran materi Ilmu Pengetahun Alam (IPA). Menurutnya proses pembelajaran IPA selama ini masih berpusat pada guru dan tidak banyak melibatkan siswa, sehingga siswa cepat bosan.
“Belum lagi ditambah dengan orientasi pembelajaran yang masih berkutat pada pengalaman masa lampau dan text minded,” ucapnya. “Sehingga siswa perlu dilibatkan di dalam proses pembelajaran,” tambahnya.
Untuk itu, pada materi pencemaran lingkungan oleh limbah detergen, Pengajar Praktik Guru Penggerak Pendidikan Guru Penggerak (reguler) ini melakukan inovasi pembelajaran dengan membuat detergen yang ramah lingkungan (ecosoftergent).
Dengan melibatkan siswa dalam pembuatan ecosoftergent, lanjutnya, dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna, dan suasana belajar pun menjadi lebih atraktif.
“Hal tersebut sesuai cita-cita pendidikan nasional: kreatif, kolaboratif, komunikatif, penuh kasih sayang, berfikir kritis, dan berlogika komputasi,” terangnya.
Bagi Nurul, dengan mengintegrasikan sains dan entrepreneur dalam inovasi pembelajaran kali ini, siswa mendapatkan dua keuntungan. Pertama, siswa bisa mempraktikkan membuat detergen yang ramah lingkungan. Dan kedua, detergen yang ramah lingkungan tersebut bernilai ekonomis.
“Dengan melibatkan siswa dalam pembuatan detergen yang ramah lingkungan—mulai dari awal sampai akhir—dan bernilai ekonomis bisa meningkatkan jiwa entrepreneur mereka,” ujarnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni