Siap Lahir Batin
Ustadz Aditama dalam forum diskusi itu menyampaikan, seorang kader Muhammadiyah harus selalu siap secara lahir batin menjalankan tugas organisasi. Tidak mudah menyerah membela dalam agama Allah SWT.
“Menjadi kader pada sebuah organisasi harus siap menjadi hamba, yaitu menata diri dan menjauhi hal-hal yang berdampak negatif,” terang Waka Bidang Pembiasaan dan Pengembangan Karakter (PPK) SD Muhammadiyah 2 GKB Gresik ini.
“Kita selayaknya menjadi tiang yang kokoh untuk persyarikatan dan tidak ragu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar,” lanjutnya.
Ayah tiga anak itu menilai akhlak seorang kader persyarikatan sangat penting dan mempengaruhi kiprahnya dalam Persyarikatan.
Kegiatan diskusi malam itu berjalan interaktif. Beberapa peserta mengajukan pertanyaan. Salah satunya terkait bagaimana strategi managemen waktu antara bekerja dan berorganisasi yang disampaikan Habibi Syahid.
Merespon pertanyaaan tersebut Aditama mengatakan, sebagai kader harus siap menjadi hamba yang dengan tulus ikhlas bergerak di Persyarikatan.
“Sebagai aktivis selain menata akhlak juga harus memiliki rasa ikhlas dalam menjalankan amanah. Sehingga pekerjaan yang akan dilakukan untuk dirinya sendiri ataupun untuk urusan bersama dalam persyarikatan menjadi ringan dan tidak menjadi beban,” pesannya.
Pertanyaan terkait menyikapi perbedaan pendapat juga terbahas dalam forum diskusi malam itu. Yakni yang disampaikan Izzah Azkiyah salah satu anggota Pimpinan Ranting Nasyiatul Aisyiyah (PRNA) Wlirang.
Menanggapi hal tersebut, Aditama menyampaikan dalam sebuah organisasi itu wajar ada perbedaan pendapat. Menurutnya diperlukan sikap saling menghargai dan memahami karakter dan sifat dari para kader lain agar tidak mudah saling tersinggung.
“Perlu saling mengenal dan membuka diri untuk membangun kedekatan dan memahami satu sama lain sebagai sesama anggota kader persyarikatan,” tuturnya
“Agar tidak saling tersinggung saat membahas dan menyikapi permasalahan persyarikatan,” lanjut dia mengakhiri sesi malam itu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni/AS